Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tanaman yang Dapat Mengusir Nyamuk

Kompas.com - 12/02/2021, 07:30 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nyamuk, menjadi salah satu serangga yang dapat membawa penyakit seperti demam berdarah dan malaria.

Meskipun tidak semua jenis nyamuk berbahaya, gigitannya dapat menimbulkan rasa gatal di kulit dan suara yang ditimbulkan dari serangga bersayap ini juga mengganggu.

Seringkali, orang-orang akan berusaha mengusir nyamuk dan menjaga agar lingkungannya terbebas dari serangga ini.

Tak hanya dengan bahan kimia, terdapat beberapa cara alami dalam membasminya. 

Melansir berbagai sumber, beberapa tanaman atau ekstraknya mampu mengusir nyamuk secara alami.

Baca juga: Minum Bir Bikin Rentan Digigit Nyamuk, Benarkah?

Berikut perinciannya:

1. Serai

Ilustrasi seraiMK photograp55 Ilustrasi serai
Aroma tanaman ini mampu memenuhi ruangan, yang dapat membantu menjauhkan nyamuk. 

Agar bekerja maksimal, serai dapat ditempatkan di area strategis di sekitar ruangan.

Sementara itu, minyak sereh yang merupakan ekstrak dari rumput serai menjadi minyak esensial, dapat mencegah gigitan nyamuk.

Anda dapat memasukkan ekstrak ini ke dalam alat penguap atau menggunakan lilin serai.

Baca juga: Kenapa Gigitan Nyamuk Membuat Gatal?

2. Minyak kayu manis

Ilustrasi kayu manisSHUTTERSTOCK Ilustrasi kayu manis
Dituliskan Healthline, sebuah penelitian di Taiwan mengungkapkan bahwa minyak kayu manis dapat membunuh telur nyamuk.

Selain itu, minyak kayu manis dipercaya bisa mengusir nyamuk dewasa.

Melansir thehealthsite.com, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan campuran minyak kayu putih dan minyal lemon efektif mengusir serangga dalam runagan, terutama nyamuk.

Baik minyak lemon atau minyak kayu putih, mempunyai komponen aktif cineole, dengan sifat antiseptik dan anti serangga saat dioleskan ke kulit.

Baca juga: Populer sebagai Tanaman Obat, Apa Saja Manfaat Lidah Buaya?

3. Peppermint

Ilustrasi peppermintshutterstock Ilustrasi peppermint
Aroma mint yang membuat tubuh rileks, ternyata tidak disukai oleh nyamuk.

Menurut studi di Journal of Bioresource Technology, minyak mint dan ekstrak mint sama efektifnya dengan pengusir nyamuk dalam ruangan lainnya.

Penggunaannya dapat dengan berbagai cara, seperti memasukkan cairannya ke alat penguap, mengoleskan minyak ke tubuh, atau menanam tumbuhan ini di luar jendela.

Baca juga: Mengenal Janda Bolong atau Monstera Adansonii, Tanaman Hias yang Sedang Diminati

4. Lavender

Ilustrasi tanaman lavender di pot.SHUTTERSTOCK/NEW AFRICA Ilustrasi tanaman lavender di pot.
Tanaman lavender mampu mengusir nyamuk.

Sementara itu, minyak lavender mempunyai aromanya yang cukup menyengat.

Lavender mempunyai sifat analgesik, antijamur, dan antiseptik.

Sehingga, selain bisa mencegah gigitan nyamuk, lavender dapat menenangkan dan menyejukkan kulit.

Baca juga: 10 Tanaman yang Cocok Ditanam di Dalam Ruangan

5. Marigold

Ilustrasi bunga marigold. PIXABAY/BISHNU SARANGI Ilustrasi bunga marigold.
Tanaman ini mengeluarkan bau yang dapat menghalangi nyamuk.

Marigold dapat ditanam di pot dan letakkan di dekat teras atau pintu masuk untuk mencegah masuknya serangga, termasuk nyamuk.

Tanaman ini mengandung piretrum, dan terkadang disebut sebagai insektisida alam.

Baca juga: 3 Tanaman yang Jadi Sorotan di 2019: Bajakah, Kratom, dan Porang

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 8 Tanaman Hias yang Bakal Populer pada Tahun 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com