Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Misteri Cuaca dan Kendali Pesawat Sriwijaya SJ 182

Kompas.com - 18/01/2021, 06:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"Semua siswa sekolah pilot diajari bagaimana mesin dalam kondisi mati lalu pilot harus mendaratkan pesawat," kata Tatang, jenderal lulusan TNI AU 1970 dan lama menjadi penerbang pesawat tempur.

Lalu, bagaimana jika yang bermasalah adalah sistem kemudi alias flight control pesawat, apakah fatal? Tatang menjawab, Iya.

Dua kecelakaan pesawat sebelumnya yakni Air Asia QZ 8501 dan Lion Air JT 610 yang sama-sama menghujam ke laut disebabkan masalah flight control.

Meski demikian, kita tidak bisa langsung "jump to conclusions" (mengambil kesimpulan dengan jalan pintas) bahwa pesawat Sriwijaya SJ-182 disebabkan karena masalah yang sama.

Air Asia yang mengalami kecelakaan pada 2015 disebabkan oleh faktor kombinasi antara human error (kesalahan manusia) dan faktor sistem kendali, yakni rusaknya Rudder Travel Limiter (RTL) yang membatasi naik-turun moncong pesawat.

Kita tahu bahwa ketika moncong pesawat alias angle of attack (AOA) terlalu menanjak (di atas 15 derajat) maka pesawat akan kehilangan daya angkat (stall) dan jatuh.

Demikian pula dengan pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada 2018. Penyebabnya adalah indikator pada angle of attack yang membuat pesawat juga mengalami stall.

Kerusakan ini belakangan diketahui terjadi akibat permasalahan pada pesawat baru yang akhirnya sempat dikandangkan di seluruh dunia pasca-kejadian serupa yang dialami maskapai Ethiopian Airlines 10 Maret 2019. Baca juga: Boeing 737 Max 8 dan Penjelasan Penyebab Jatuhnya Lion Air JT-610 dan Ethiopian Airlines Flight 302

Penyelidikan KNKT masih terus berlangsung. Seluruh perangkat dan data telah dikumpulkan. Tanpa bermaksud mendahului hasil penyelidikan, sudah selayaknya pengawasan diperketat selama pandemi.

Bukankah kita berkeyakinan sama dalam konteks dunia transportasi, terlebih di udara, bahwa inspeksi paripurna adalah harga mati!

Saya Aiman Witjaksono.
Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com