Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penyelam Evakuasi Sriwijaya Air, Tinggalkan Keluarga, Rela Tidak Dibayar

Kompas.com - 15/01/2021, 18:05 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Kini, IDRT menjadi salah satu tim mandiri yang melaksanakan kegiatan di bawah koordinasi Basarnas, atau dapat disebut sebagai Basarnas Special Group (BSG).

Sejauh ini, anggota IDRT berjumlah 16 orang. Selain membantu Basarnas, IDRT melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan penyelaman, pertolongan, dan pencariaan dalam air.

“Kami melakukan pelatihan dan standarisasi untuk water rescue, dan training untuk pencarian dan pertolongan,” terang Ebram.

Untuk memenuhi kebutuhan pribadi selama berkegiatan di IDRT, setiap anggota menggunakan dananya sendiri.

Ebram menjelaskan bahwa setiap penyelam profesional pasti memiliki peralatan menyelam masing-masing.

"Diver profesional sudah pasti punya peralatan sendiri-sendiri, jadi yang urunan itu adalah peralatan yang khusus. Peralatan menyelam, itu milik pribadi," kata Ebram.

Peralatan khusus yang dimaksud Ebram, seperti tabung O2, masker full face, dan underwater scooter.

Baca juga: Cerita Penyelam Saat Temukan FDR Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182

Misi kemanusiaan

Selama melakukan pencarian dan pertolongan pesawat Sriwijaya Air SJ 182, IDRT tidak lepas dari kendala. Ebram menjelaskan bahwa kendala utama dalam penyelaman adalah cuaca.

“Kalau sekarang kendala di sini lebih kepada faktor cuaca. Jadi faktor cuaca dalam beberapa hari terakhir ini, mulai hari pertama, hari ini yang lumayan lebih kalem,” jelasnya.

Belum lagi kondisi pandemi yang membuat semua tim penyelamat perlu kewaspadaan lebih. Semua yang ada di posko JITC II, Tanjung Priok, Jakarta Utara menerapkan protokol ketat selama misi pencarian.

Ebram dan semua anggota IDRT yang turun ke lapangan juga mengikuti protokol kesehatan.

“Kalau tidak ada pandemi saja kita banyak kendala, apalagi seperti ini. Ya protokol kesehatannya makin ketat. Kami mau gak mau harus mengikuti,” tutur Ebram.

IDRT merupakan organisasi non profit. Setiap kerja keras dan kesulitan yang mereka hadapi tanpa mengharapkan bayaran dari siapapun. Ebram dan teman-temannya hanya bergerak berdasarkan kerelaan. 

“Jadi ya sambil beramal kali ya, gak melulu kerja. Yang ditekankan sama kita adalah ini misi kemanusiaan,” tambah Ebram.

Baca juga: Cuaca Diprediksi Cerah, Basarnas Kerahkan 310 Penyelam untuk Cari Para Korban Sriwijaya AIr

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com