KOMPAS.com - Hari ini 33 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 9 Januari 1988, penyanyi kondang Indonesia, Soedjarwoto Soemarsono atau yang biasa dikenal dengan nama panggung Gombloh tutup usia.
Pria kelahiran Jombang, 23 Juli 1950 tersebut meninggal dunia di Surabaya.
Gombloh dikenal banyak masyarakat dari salah satu tembang yang dibawakannya yang berjudul "Di Radio (Kugadaikan Cintaku)".
Baca juga: Mengenang Mantan Penyiar TVRI Inke Maris dan Perjalanan Hidupnya...
Seperti apa perjalanan karier Gombloh di dunia musik?
Dilansir dari Harian Kompas, 3 Juli 1980, Gombloh sempat mengenyam pendidikan jurusan arsitektur di Institut Teknologi Surabaya.
Namun saat itu Gombloh lebih aktif pada agenda nyanyi dan manggung di studio rekaman, meski satu lagu pun belum terpikirkan olehnya.
Baca juga: Mengenang 23 Tahun Kepergian Kasino Warkop...
Bersama Leo Kristi, Gombloh mendirikan "Lemon Tree's" pada 1969.
Meskipun ia mengaku tidak memiliki konsep dalam bermusik, Gombloh dan Leo Kristi akhirnya berpisah dan mengambil jalannya masing-masing.
Mereka berpisah dengan membawa ciri khas Gombloh dengan "Lemon tree's"-nya dan Leo dengan "Leo Kristi"-nya.
Setelah berhasil dengan album pertamanya berjudul "Lepen" yang rilis pada 1969, Gombloh kembali mengeluarkan album kedua berjudul "Kebyar-kebyar" dan album ketiga "Terima Kasih, Indonesia".
Hasil dari keempat rekamannya itu dinilai makan-makan gratis bagi abang becak, pengangguran, dan para pedagang lain di Surabaya.
Baca juga: Viral, Cerita Pria di Jawa Timur yang Depan Rumahnya Selalu Dipenuhi Parkir Mobil yang Tak Dikenal
Dalam hidup, Gombloh mengungkapkan bahwa ia melontarkan ekspresinya, menyampaikan rasa nasional, menyatakan simpatiknya, dan menuangkan kegelisahan jiwanya pada setiap karya-karyanya.
Identik dengan rambut gondrong, Gombloh tetap membiarkan rambutnya tetap panjang. Bahkan, ia tidak sungkan untuk memuji sesuatu jika ia mau.
"Makian yang tepat pada alamatnya, akan bermanfaat. Menang ada juga pengalaman yang tidak enak, karena makian-makian dalam lirik lagu saya," ujar Gombloh.
"Keluarga saya sih sudah tahu, tapi masyarakat belum. Jadi sering saya mendapat omelan karenanya. Tapi, saya sudah siap kok menerima omelan itu," lanjut dia.