Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang 33 Tahun Gombloh dan Perjalanan Hidupnya...

Kompas.com - 09/01/2021, 09:31 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 33 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 9 Januari 1988, penyanyi kondang Indonesia, Soedjarwoto Soemarsono atau yang biasa dikenal dengan nama panggung Gombloh tutup usia.

Pria kelahiran Jombang, 23 Juli 1950 tersebut meninggal dunia di Surabaya.

Gombloh dikenal banyak masyarakat dari salah satu tembang yang dibawakannya yang berjudul "Di Radio (Kugadaikan Cintaku)".

Baca juga: Mengenang Mantan Penyiar TVRI Inke Maris dan Perjalanan Hidupnya...

Seperti apa perjalanan karier Gombloh di dunia musik?

Dilansir dari Harian Kompas, 3 Juli 1980, Gombloh sempat mengenyam pendidikan jurusan arsitektur di Institut Teknologi Surabaya.

Namun saat itu Gombloh lebih aktif pada agenda nyanyi dan manggung di studio rekaman, meski satu lagu pun belum terpikirkan olehnya.

Baca juga: Mengenang 23 Tahun Kepergian Kasino Warkop...

Bersama Leo Kristi, Gombloh mendirikan "Lemon Tree's" pada 1969.

Meskipun ia mengaku tidak memiliki konsep dalam bermusik, Gombloh dan Leo Kristi akhirnya berpisah dan mengambil jalannya masing-masing.

Mereka berpisah dengan membawa ciri khas Gombloh dengan "Lemon tree's"-nya dan Leo dengan "Leo Kristi"-nya.

Gombloh dkk (kanan depan) tampil dengan timpang, tanpa menggarap panggung. KOMPAS/EFIX MULYADI Gombloh dkk (kanan depan) tampil dengan timpang, tanpa menggarap panggung.

Setelah berhasil dengan album pertamanya berjudul "Lepen" yang rilis pada 1969, Gombloh kembali mengeluarkan album kedua berjudul "Kebyar-kebyar" dan album ketiga "Terima Kasih, Indonesia".

Hasil dari keempat rekamannya itu dinilai makan-makan gratis bagi abang becak, pengangguran, dan para pedagang lain di Surabaya.

Baca juga: Viral, Cerita Pria di Jawa Timur yang Depan Rumahnya Selalu Dipenuhi Parkir Mobil yang Tak Dikenal

Bumbu dalam musiknya

Dalam hidup, Gombloh mengungkapkan bahwa ia melontarkan ekspresinya, menyampaikan rasa nasional, menyatakan simpatiknya, dan menuangkan kegelisahan jiwanya pada setiap karya-karyanya.

Identik dengan rambut gondrong, Gombloh tetap membiarkan rambutnya tetap panjang. Bahkan, ia tidak sungkan untuk memuji sesuatu jika ia mau.

"Makian yang tepat pada alamatnya, akan bermanfaat. Menang ada juga pengalaman yang tidak enak, karena makian-makian dalam lirik lagu saya," ujar Gombloh.

"Keluarga saya sih sudah tahu, tapi masyarakat belum. Jadi sering saya mendapat omelan karenanya. Tapi, saya sudah siap kok menerima omelan itu," lanjut dia.

Selain itu, Gombloh tidak masalah jika tampil sendirian, justru ia dapat memainkan "Lemon Tree's"-nya sekencang-kencangnya.

Baca juga: Mengenang Kurt Cobain, Ikon Musik Rock Modern

Main segala aliran musik

Penyanyi GomblohKOMPAS/EFIX MULYADI Penyanyi Gombloh

Gombloh juga mengungkapkan bahwa ia memainkan semua macam jenis musik. Tidak hanya rock, lagu-lagu rakyat.

"Musik bagi saya ya semuanya. Kenapa kita mesti mengotak-kotakan musik itu? Kalau mau bermusik ya main saja. Bagaimana jadinya itu adalah soal nanti," kata dia.

Penyanyi yang dikenal tidak mementingkan dirnya sendiri ini memang masuk rekaman berlenggangkangkung.

Baca juga: Mengenang Profesor Drum Neil Peart...

Menurutnya, ia harus masuk dapur rekaman. Perihal lagunya, itu urusan belakangan.

Di dalam studio musik, ia merenung atau sesekali memetik gitar. Dari hal itulah tiba-tiba saja sebuah lagu tercipta.

Kemudian ia menuju ke kamar kecil dan jadilah liriknya.

Baca juga: Mengenang Vokalis Band Queen Freddie Mercury dan Perjalanan Hidupnya...

Penampilannya yang lucu

Tak hanya itu, pribadi Gombloh dikenal lucu dan sering membuat orang tertawa.

Suatu waktu, Gombloh manggung di Balai Sidang Jakarta dalam acara "Aksi Musik ARH" dan "Festival Vocal Group Amigos", ia terbatuk-batuk dan menyeletuk begitu saja kalau dia sakit.

Namun, penonton menganggap bahwa apa yang diucapkannya adalah guyonan.

Kemudian, ketika memegang microphone, Gombloh berkata, "Aduh, kesetrum" dan lagi-lagi penonton mengira penyanyi di atas panggung itu sedang melawak.

"Barangkali kalau suatu waktu saya jatuh di atas panggung, orang akan mengira itu adalah bagian dari lagu saya," terka dia saat itu.

Baca juga: Mengenang Kepergian Pejuang Kemanusiaan Nelson Mandela...

Meninggal karena sakit

Puluhan seniman musik dari komunitas pengamen jalanan di Surabaya menggelar ziarah musik di makam penyanyi terkenal almarhum Gombloh di Makam Tembok Surabaya, Jumat (20/6). Seusai ziarah, mereka menggelar pentas musik di sejumlah mal sambil mengumpulkan dana untuk disumbangkan ke pengungsi korban konflik di Nanggroe Aceh Darussalam. Acara tersebut menandai dibukanya pergelaran Surabaya Full Musik 2003.
KOMPAS/WAN SETIYAWAN Puluhan seniman musik dari komunitas pengamen jalanan di Surabaya menggelar ziarah musik di makam penyanyi terkenal almarhum Gombloh di Makam Tembok Surabaya, Jumat (20/6). Seusai ziarah, mereka menggelar pentas musik di sejumlah mal sambil mengumpulkan dana untuk disumbangkan ke pengungsi korban konflik di Nanggroe Aceh Darussalam. Acara tersebut menandai dibukanya pergelaran Surabaya Full Musik 2003.

Mengutip pemberitaan Harian Kompas (11/1/1988), di usianya ke-37, Gombloh meninggal dunia pada pukul 13.15 WIB di Rumah Sakit Darmo Surabaya.

Diketahui, ia sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Soetomo Surabaya sejak sepekan sebelumnya.

Saat itu dikabarkan bahwa Gombloh mengalami muntah darah.

Baca juga: Mengenang Soe Hok Gie, Aktivis yang Meninggal di Puncak Semeru karena Keracunan Gas

Dugaan dari pihak rumah sakit, Gombloh mengalami penyakit paru-paru kering kronis yang diidapnya selama lebih dari 15 tahun.

Pada 9 Januari 1988, jenazah Gombloh disemayamkan di rumah duka di kompleks Wisma Karya Bakti Surabaya Blok SS Nomor 23.

Tidak hanya keluarga, sejumlah kerabat, penggemarnya, seniman, sampai rakyat kecil yang ditemani lagunya dalam keseharian pun turut melayat.

Baca juga: Mengenang 11 Tahun Kepergian Meggy Z, seperti Apa Perjalanan Hidupnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com