Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Peneliti WHO yang Akan Selidiki Asal-usul Virus Corona Ditolak Masuk ke China

Kompas.com - 06/01/2021, 14:15 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut China telah menolak kedatangan tim peneliti WHO yang bertujuan menyelidiki asal mula pandemi virus corona, SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Melansir CNN, Selasa (5/1/2021) Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dua peneliti dari tim tersebut telah berangkat ke Wuhan. Tetapi mereka diberi tahu bahwa otoritas China masih belum memberi izin yang dibutuhkan untuk memasuki negara itu.

"Saya sangat kecewa dengan kabar ini. Saya telah berkomunikasi dengan pejabat senior China, dan sekali lagi menegaskan bahwa misi ini sangat penting bagi WHO dan tim internasional," kata Tedros dalam konferensi pers di Jenewa, Selasa (5/1/2021).

Baca juga: WHO Kirim Tim ke Wuhan Usut Asal-usul Covid-19, Bagaimana Tanggapan China?

Misi penyelidikan

Tedros mengatakan, WHO berharap bisa segera menjalankan misi penyelidikan tersebut secepat mungkin, dan mengatakan bahwa Beijing sebelumnya telah menjamin bahwa proses perizinan sedang diurus secepat mungkin agar tim peneliti bisa segera tiba.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Program Darurat WHO, Dr Michael Ryan mengatakan, kedatangan dua orang tim peneliti ke Wuhan terhambat karena proses pengurusan visa.

Dia menyebut, satu dari dua orang itu telah kembali ke negara asalnya, sedangkan satu orang lagi masih menunggu dan saat ini sedang transit di negara lain.

Tuduhan dan bantahan

Baca juga: WHO Kirim Tim Kedua ke China untuk Penyelidikan Asal Virus Corona

Pada Mei 2020, WHO setuju untuk mengadakan penyelidikan tentang asal mula pandemi setelah lebih dari 100 negara menandatangani resolusi yang menyerukan perlunya penyelidikan independen.

Ryan mengatakan, tim peneliti berharap bawah penolakan memasuki China hanya disebabkan oleh masalah logistik dan birokrasi, yang diharapkan bisa diselesaikan secepat mungkin.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka menuding China sebagai penyebab pandemi virus corona, dan bahkan sempat menyatakan akan memutus hubungan kerja sama dengan WHO.

Trump menuduh China tidak jujur dalam laporan awal mereka tentang virus corona, dan menuduh Negeri Tirai Bambu telah menekan WHO, yang mengakibatkan negara-negara lain bergerak ke arah yang salah.

Terbuka dan transparan

Pada November 2020, Garrett Grigsby dari Departemen Kesehatan AS, meminta agar penyelidikan yang dilakukan oleh WHO di China dilaksanakan secara terbuka dan transparan.

Di sisi lain, pemerintah China telah berulangkali membantah tuduhan bahwa mereka menutupi informasi terkait virus corona, seperti yang dilontarkan oleh AS maupun negara-negara Barat lain. 

Baca juga: Asal Mula Virus Corona Jadi Pertanyaan, China Perketat Publikasi Penelitian

Pemerintah dan kantor berita China juga mempertanyakan asal-usul sesungguhnya dari virus corona, dan secara tidak langsung menolak klaim yang menyebut bahwa virus itu berasal dari Wuhan.

Beijing berulangkali mengataka bahwa berbagai hasil riset telah menunjukkan bahwa pandemi lebih mungkin terjadi karena adanya persebaran wabah di berbagai belahan dunia, dan tidak eksklusif di China.

Tensi geopolitik menghambat penanganan pandemi

Direktur Pusat Kesehatan Global di Jenewa, Ilona Kickbusch mengatakan, faktor geopolitik telah menjadi penghambat negara-negara di dunia untuk saling bekerja sama menghentikan pandemi virus corona.

Kickbusch mengatakan, tensi antar negara yang semakin meningkat, bisa menjadi penghalang untuk menemukan asal-usul pandemi yang sesungguhnya.

"Saya pikir akan sangat sulit untuk menemukan asal mula dari virus itu, karena sudah banyak waktu yang terbuang," kata Kickbusch, dilansir dari The Guardian, Selasa (5/1/2021).

Baca juga: Bukan China, Berikut 3 Negara yang Disebut Jadi Tempat Asal Virus Corona

Dia mengingatkan komunitas internasional, bahwa di masa lalu dunia berhasil menghentikan pandemi cacar, meskipun saat itu tengah terjadi Perang Dingin.

Dia menambahkan, ketika pandemi SARS merebak di China dan mengakibatkan kekacauan antara 2002 hingga 2003, kerja sama dan transparansi global telah menjadi faktor penting untuk menghentikan pandemi itu.

Kickbusch mengatakan, pada saat itu Beijing dengan terbuka mengakui kesalahan mereka, dan menata ulang Kementerian Kesehatan mereka, serta membentuk Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China.

"SARS sebenarnya membuat China memahami bahwa mereka harus lebih terintegrasi dengan sistem global. Saat itu adalah saat keterbukaan. Namun, kini semua pihak menjadi tertutup," ujar dia.

Kickbusch mengatakan, memanasnya tensi geopolitik telah menjadi penyebab respons kesehatan global yang sangat buruk. Dia menyebut, perang dagang antara AS-China telah berubah menjadi ajang "saling menyalahkan".

"Hasilnya, China menutup diri sepenuhnya, dan AS melakukan apa pun yang mereka inginkan. Pada akhirnya, seluruh dunia lah yang akhirnya menderita," kata Kickbusch.

Baca juga: Trump Sebut Covid-19 Berasal dari Lab Wuhan, Berikut Penjelasan Ahli Terkait Asal Virus

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Waspada Penularan Virus Corona Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com