Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Kirim Tim Kedua ke China untuk Penyelidikan Asal Virus Corona

Kompas.com - 30/06/2020, 18:47 WIB
Mela Arnani,
Nur Rohmi Aida,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jumlah kasus virus corona sampai dengan hari ini masih terus bertambah bahkan angka terkonfirmasi ada sebanyak 10 juta kasus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengumumkan akan mengirimkan kembali timnya ke China guna penyelidikan asal virus tersebut.

“Kita dapat melawan virus dengan lebih baik ketika kita mengetahui segalanya tentang virus, termasuk bagaimana virus itu dimulai,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sebagaimana dikutip dari SCMP Selasa (30/6/2020).

Pengumuman tersebut muncul setelah enam bulan usai China memberitahu WHO mengenai adanya wabah Covid-19 yang saat itu disebut sebagai kasus pneumonia misterius.

Terkait dengan kunjungannya ke China pihaknya belum merinci siapa saja yang akan bergabung dalam kunjungan itu.

Baca juga: WHO soal Pandemi Virus Corona: Situasi Buruk Ini Belum Akan Berakhir

Misi gabungan WHO-China

Sebelumnya misi gabungan WHO-China dilakukan pada Februari 2020 dengan 25 spesialis medis dari WHO, perwakilan tujuh negara, Hong Kong dan pakar China.

Dalam kunjungan kali kedua ini, para ahli merasa skeptis nantinya penyelidikan WHO akan memberikan wawasan baru.

“Ini seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami,” kata ahli epidemiologi hewan Dirk Pfeiffer seorang Profesor dari Universitas Hongkong.

Dia menyatakan, misi WHO adalah perspektif tambahan, bukan tentang melakukan sesuatu yang lebih baik (daripada para peneliti China).

"Ini tentang pandangan lain mengenai apa yang mereka telah lakukan dan apa yang telah mereka temukan serta bagaimana mereka menafsirkannya,” lanjut dia.

Baca juga: Korban Meninggal Covid-19 Lebih dari 500.000, WHO: Wabah Belum Berakhir

Penyelidikan tentang asal virus corona

Penyelidikan mengenai asal-usul virus adalah subjek diskusi dan sangat dipolitisasi dalam beberapa bulan terakhir.

Beberapa pihak di Pemerintah Amerika Serikat menyebut patogen sebagai virus China. 

Mereka tanpa bukti juga menuduh jika virus tersebut berasal dari laboratorium dengan keamanan tinggi di Wuhan dan membuat negara itu bertanggung jawab pada penyebaran penyakit.

Komentar tersebut membuat China marah, di mana melemparkan kembali tuduhan bahwa virus itu mungkin dibawa ke Wuhan oleh militer AS.

Sebagian besar ilmuwan telah menolak teori-teori tersebut, menunjukkan bahwa patogen kemungkinan besar berasal dari kelelawar menjadi hewan perantara yang kemudian menularkannya kepada manusia.

Pandangan awal ini terjadi di pasar segar Wuhan, yang juga menjual hewan liar, telah dipertanyakan oleh kurangnya bukti hubungan hewan yang jelas.

Selain itu, sejumlah infeksi awal tidak memiliki koneksi yang jelas ke pasar tersebut.

Di sisi lain, resolusi yang dipimpin Uni Eropa menyerukan akan bekerjasama untuk mengidentifikasi sumber virus dan mendukung evaluasi independen respons kesehatan global terhadap virus.

Baca juga: Rencana Ambisius WHO Beli 2 Miliar Dosis Vaksin Corona, Apa Tujuannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com