Ia dan suami dikaruniai 3 orang anak, 2 putri dengan usia berdekatan, dan seorang putra yang jarak usianya cukup jauh.
Ia mengaku tidak menemui kesulitan yang begitu berarti terkait dengan membagi waktu dengan keluarga.
"Indonesia itu bersyukur ya dengan ada extended family. Jadi aku inget, kalau aku harus ke luar negeri agak lama, itu ibuku dari Semarang tak impor ke Jakarta," kata Puni dengan logat khas Jawa.
Baca juga: 71 Tokoh Terima Bintang Mahaputera dan Bintang Jasa, Apa Itu?
Ibunya memang sangat senang jika diberi tugas untuk menjaga cucu-cucunya. Jadi, ia pun tidak terlalu khawatir ketika harus meninggalkan anak-anaknya saat harus memenuhi panggilan pekerjaan di lokasi yang jauh.
"Yang kasihan anakku cowok yang paling kecil. Dia yang memang agak protes, kalau yang cewek-cewek, karena mereka peer ya, umurnya hampir samaan, jadi enggak pernah ini (protes), karena buat dia kalau aku pergi, pulang pasti ada oleh-oleh, jadi seneng banget," ungkap dia.
Namun hal yang berbeda terjadi pada si kecil yang berjarak 15 tahun dengan kakaknya.
Baca juga: Berikut 22 Tokoh Dunia dan Indonesia yang Positif Virus Corona
"Yang cowok ini sampai sekarang masih membekas, aku suka kasihan juga ya. Dia selalu merasa, 'ah aku dulu selalu sama pembantu di rumah, ibu ke luar negeri, ke mana-mana', padahal dia dapat hadiah lebih (dari pada kakak-kakaknya)," aku Puni.
Namun apa pun itu, saat ini Puni sudah melihat anak laki-laki satu-satunya itu sudah tumbuh menjadi seorang dewasa yang mandiri, karena terbiasa jauh dari orangtuanya.
Sementara 2 anak perempuannya saat ini sudah sukses mengembangkan minatnya masing-masing, satu di bidang kesenian keramik, satu yang lain di bidang pemasok pruduk makanan yang juga berkaitan dengan kestabilan lingkungan.
Baca juga: Kasus Prostitusi PA, Bukti Penegak Hukum Indonesia Masih Bias Gender?
Terakhir, terkait relasinya sebagai seorang perempuan dengan sang suami.
Di budaya timur, termasuk Indonesia mungkin masih hidup nilai yang bersinggungan dengan gender.
Perempuan bertugas di ranah domestik, laki-laki sebaliknya, ada di ranah yang lebih luas.
Namun puni mengaku ia dan suami tidak pernah menjadikan itu sebagai sebuah masalah.
"Enggak sih, soalnya dari awal kan komitmennya kita ingin bermanfaat bagi masyarakat," ujar dia.
Baca juga: 3 Tokoh Dunia Ini Diajak Bangun Ibu Kota Baru, Siapa Saja?
"Dia selalu bilang, dia ngerasa waktu dia pegang mikro-hidro ya gitu-gitu aja secara teknis enggak berkembang, enggak ada orang yang tahu betapa pentingnya mikrohidro. Tapi kata dia sih it's a miracle begitu aku yang pegang, aku ikut kampanye ini itu, mengubah policy di level kementerian," ungkapnya.
Contoh lain, ketika Puni harus mengisi materi di hadapan mahasiswa-mahasiswa ITB dan para mahasiswa itu ingin tahu lebih banyak secara praktik apa yang ia sampaikan.
Puni pun tak segan untuk mempersilakan mereka datang berkunjung ke rumahnya dan berdiskusi lebih dalam.
"Itu aku cuma ngobrol dua jam (dengan para mahasiswa), selebihnya ada yang nginep sampai kayak diskusi workshop, ya sama suamiku. Aku kayak membawa anak-anak muda aja, terus tak kasih ke dia (suami). 'Nih mas kamu cuci otaknya!', kisah Puni sambil tertawa.
"Dia menikmati itu. Dia support," pungkas dia.
Baca juga: Tokoh Indonesia yang Mendunia, dari Jokowi hingga Nadiem Makarim
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.