Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisi Lain Tri Mumpuni, Ilmuwan sekaligus Ibu yang Menjadi Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia

Kompas.com - 02/01/2021, 09:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pusat Studi Islam Strategis Kerajaan Yordania beberapa waktu lalu merilis daftar 500 tokoh muslim berpengaruh di dunia.

Selain Presiden Joko Widodo, Said Aqil Siradj, Habib Luthfi bin Yahya dan sederet tokoh lainnya, ada pula nama Tri Mumpuni.

Tri Mumpuni yang akrab disapa Puni ini masuk tokoh muslim berpengaruh versi The Muslim 500 untuk kriteria Sains dan Teknologi bersama 21 tokoh muslim lainnya dari berbagai negara di dunia.

Baca juga: 6 Tokoh Indonesia di Daftar 500 Muslim Berpengaruh 2021

Tri Mumpuni kerap dikenal sebagai "Wanita Listrik" karena upayanya dalam membawa terang bagi lebih dari 60 desa terpencil di Indonesia.

Sejumlah penghargaan internasional pun sudah pernah diperolehnya, mulai dari Climate Hero 2005 dari World Wildlife for Nature, Ashden Awards 2012, hingga Magsaysay Awards 2012.

Ia membangun tenaga listrik berbasis mikro-hidro sehingga desa-desa yang semula belum terlayani listrik dari negara, bisa menikmati fasilitas dasar ini.

Baca juga: Daftar 50 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh Dunia 2021

Puni menjadi satu-satunya orang asal Indonesia yang masuk dalam kategori Science and Technology bersama 21 orang lainnya yang berasal dari berbagai negara dunia.

Dikenal sebagai sosok yang penuh pengabdian bagi bangsa, ternyata banyak juga sisi menarik yang bisa kita teladani dari seorang Tri Mumpuni yang juga berperan sebagai seorang ibu dan istri bagi anak-anak juga suaminya.

Kompas.com berkesempatan berbincang dengan perempuan yang akrab dipanggil Puni ini pada Senin (22/12/2020) siang.

Baca juga: Mengapa Bandung Kerap Diterjang Banjir?

Obsesi pada desa

ilustrasi sawahshutterstock.com ilustrasi sawah

Ternyata, Puni sudah sejak awal memiliki obsesi dengan desa dan kehidupan di desa.

"Aku dulu kan awalnya daftar fakultas kedokteran, karena aku berpikir aku pengin di desa, jadi dokter, jadi bermanfaat buat orang banyak. Eh ternyata aku enggak masuk fakultas kedokteran, aku diundang sama Pak Andi Hakim Nasution untuk masuk di IPB, karena aku pernah menang lomba karya ilmiah," kata Puni mengawali ceritanya.

Pikirnya, dengan kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) masih memungkinkan untuk cita-citannya bermanfaat bagi desa, Puni pun menerima tawaran itu dan memutuskan kuliah di IPB.

Baca juga: Mendikbud Nadiem Luncurkan Kampus Merdeka, Ini Tanggapan Rektor IPB

Meski memiliki keinginan yang kuat untuk berbuat bagi desa, ternyata Puni memiliki sederet pengalaman yang tak melulu berkaitan dengan desa.

Misalnya mengurusi terkait Low Cost Housing untuk penduduk miskin perkotaan.

"Tapi enggak menyenangkan ya isinya liat orang digusur, cuma gemes, tapi kita enggak bisa apa-apa," katanya lagi.

Baca juga: Refleksi Bencana Awal Tahun: Banjir Jakarta 2020 dan Gempa Sumba 2021...

Setelah itu, ia juga pernah mengurus peternakan ikan nila merah yang ada di Danau Toba selama 2 tahun.

Ia sadar ia benar-benar bisa menikmati hal itu, kehidupan di daerah, menjalin interaksi dengan orang-orang desa, dan sebagainya.

"Saya melihat di desa-desa itu lebih promising, lebih banyak ruang untuk bergerak tanpa harus bersinggungan dengan para kapitalis. Kita kalau mau memperbaiki daerah perkotaan, itu sudah bagus tahu-tahu rencana tata ruang berubah, jadi mal, ya bubarlah (apa yang kita kerjakan), hancur, harus pergi," ungkapnya.

Baca juga: 5 Alasan Pensiunan Ingin Pindah ke Desa, Apa Saja?

Konseptor Maritage, Ludy Suryantoro menyematkan syal ke tokoh pemberdayaan masyarakat Tri Mumpuni.DOK. MARITAGE INDONESIA Konseptor Maritage, Ludy Suryantoro menyematkan syal ke tokoh pemberdayaan masyarakat Tri Mumpuni.

Maka dari itu, ia lebih menyenangi bergerak di desa.

Selain tidak bersinggungan dengan para pemegang modal dan kekuasaan, Puni merasa desa menyediakan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah, hanya saja belum tergerakkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

Tren
Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Tren
Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Tren
16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com