Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Perawat di Alabama AS Meninggal Usai Disuntik Vaksin Covid-19

Kompas.com - 26/12/2020, 17:25 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Di media sosial tersiar narasi seorang perawat di Alabama, Amerika Serikat, meninggal dunia setelah disuntik vaksin Covid-19.

Ia ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa 8-10 jam setelah mendapat vaksin. Namanya dirahasiakan.

Narasi ini juga mengajak orang untuk tidak mempercayai vaksin Covid-19.

Alabama Department of Public Health menyatakan narasi itu tidak benar. Lembaga kesehatan itu menegaskan, tidak ada orang yang mendapat suntikan vaksin Covid-19 di Alabama meninggal dunia.

Narasi yang Beredar

Sejumlah akun Facebook pada medio Desember ini mengedarkan narasi mengenai seorang perawat di Alabama, Amerika Serikat, berusia 42 tahun meninggal dunia 8-10 jam setelah divaksin Covid-19.

Akun ini pada Rabu (16/12/2020) menulis di statusnya bahwa informasi itu berasal dari keluarga si perawat. Berikut isi statusnya setelah dialihkan ke bahasa Indonesia:

"Lihat juga di komentar. Dibagikan dari teman perawat saya:
Menurut keluarga, salah satu perawat pertama di Alabama yang menerima v@((!Ne baru ditemukan tewas. Anafilaksis, mungkin? Kita akan lihat apa yang terjadi dengan laporan resmi.
Pembaruan: Perawat itu berusia 42, wanita Kaukasia. Waktu kematian 8-10 jam setelah mendapatkan ????. Otopsi tengah dilakukan. Keluarga ingin orang-orang mengetahuinya, tetapi mereka ingin tetap anonim untuk saat ini."

Sementara, akun ini pada Rabu (16/12/2020) juga menulis status yang sama dan mengunggah tangkapan layar berisi informasi identitas perawat yang meninggal itu.

Dalam statusnya, akun itu mengajak orang untuk tidak menerima vaksin Covid-19 dan menyarankan orang untuk mengambil risiko terkena virus corona saja.

Status Facebook hoaks mengenai seorang perawat di Alabama, AS, meninggal dunia setelah menerima vaksin virus corona.Facebook Status Facebook hoaks mengenai seorang perawat di Alabama, AS, meninggal dunia setelah menerima vaksin virus corona.

Sementara, akun ini menulis bahwa semua orang yang mendapat vaksin akan mati. Ia juga membagikan tangkapan layar berisi informasi bahwa bibi kawannya yang adalah seorang perawat asal Alabama meninggal setelah mendapat vaksin Covid-19.

Akun ini dan ini juga membagikan informasi serupa. 

Bantahan

Narasi mengenai kematian seorang perawat di Alabama setelah disuntik vaksin virus corona segera ditanggapi Alabama Department of Public Health (ADPH). Lewat akun resminya di Facebook, Alabama Public Health menyatakan narasi itu tidak benar.

Posting tersebut tidak benar, dan tidak ada orang yang menerima vaksin Covid-19 di Alabama meninggal dunia," tulis akun itu, Kamis (17/12/2020).

Akun tersebut juga menyertakan tautan ke laman webnya berisi siaran pers. Isinya, ADPH telah menjangkau semua rumah sakit di negara bagian yang mengelola vaksin Covid-19 dan memastikan tidak ada kematian pada penerima vaksin.

ADPH menyatakan seluruh standar keselamatan dan prosedur pemantauan pasca-vaksin tersedia untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan penerima vaksin di Alabama.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Banjir Mahakam Ulu Kaltim Terparah dalam Sejarah, BMKG Ungkap Penyebabnya

Banjir Mahakam Ulu Kaltim Terparah dalam Sejarah, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
8 Situasi yang Bisa Membuat Kucing Peliharaan Anda Kesal

8 Situasi yang Bisa Membuat Kucing Peliharaan Anda Kesal

Tren
Ilmuwan Temukan Virus Tertua di Dunia, Berusia 50.000 Tahun yang Berasal dari Manusia Purba

Ilmuwan Temukan Virus Tertua di Dunia, Berusia 50.000 Tahun yang Berasal dari Manusia Purba

Tren
Sosok Dian Andriani Ratna Dewi, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama di TNI AD

Sosok Dian Andriani Ratna Dewi, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama di TNI AD

Tren
Erick Thohir Bertemu KNVB untuk Jalin Kerja Sama, Ini Poin-poin yang Direncanakan

Erick Thohir Bertemu KNVB untuk Jalin Kerja Sama, Ini Poin-poin yang Direncanakan

Tren
Mengenal 'Kidult', Dewasa Muda di Zona Nyaman Masa Kecil

Mengenal "Kidult", Dewasa Muda di Zona Nyaman Masa Kecil

Tren
Revisi UU MK dan Catatan Panjang Pembentukan Undang-Undang 'Kejar Tayang' Era Jokowi

Revisi UU MK dan Catatan Panjang Pembentukan Undang-Undang "Kejar Tayang" Era Jokowi

Tren
Bangsa yang Menua dan Kompleksitas Generasi Muda

Bangsa yang Menua dan Kompleksitas Generasi Muda

Tren
Duet Minions Berakhir Usai Kevin Sanjaya Pensiun, Siapa Penerusnya?

Duet Minions Berakhir Usai Kevin Sanjaya Pensiun, Siapa Penerusnya?

Tren
Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Tren
9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

Tren
Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Tren
Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Tren
5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com