Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam pesan video bahwa vaksin menawarkan dunia jalan keluar dari tragedi.
Akan tetapi, dunia masih membutuhkan waktu untuk itu.
Tedros memuji pengorbanan dari jutaan orang dengan menjauh dari orang yang dicintai di Hari Natal.
"Kita tidak boleh menyia-nyiakan pengorbanan mereka," kata dia.
Baca juga: Risma Sebut Bansos Tahun 2021 Berbeda dari Sebelumnya, Seperti Apa?
Di Korea Selatan, sebagian besar gereja kosong dan diganti secara online, karena negara tersebut melaporkan rekor kasus harian.
"Sungguh memilukan melihatnya," kata Park Jae-woo, seorang anggota gereja di Seoul.
Biasanya, gereja tempat Jae-woo menampung hingga 10.000 jemaah setiap Natal, tetapi kali ini hanya dapat menyambut 15 staf dan anggota paduan suara.
Di Filipina yang mayoritas penduduknya Katolik, kebaktian juga diguncang oleh gempa bumi berkekuatan 6,3 SR, selain virus corona.
"Sedih, sangat sedih. Melihat semua orang bermasker mengingatkan saya bahwa dunia yang saya tahu itu tidak sama," kata warga Manila bernama Kyen Quimpo Mallonga.
Misa Malam di Gereja Kelahiran, Bethlehem biasanya menjadi puncak musim liburan yang dihadiri oleh ribuan pengunjung.
Namun, kebaktian tahun ini diadakan secara online, dengan hanya pendeta dan jemaah terpilih yang diizinkan di gereja.
"Semua orang merasa gelap, lelah, dan tertekan terlalu lama di bawah beban berat pandemi yang mengepung hidup kami," kata Patriark Latin Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa.
Baca juga: Update Covid-19 di Dunia: 80,1 Juta Kasus Positif | Varian Baru Corona Ditemukan di Perancis
Di Suriah timur laut yang dilanda perang, ratusan penduduk di Kota Qamishli terlihat tak memakai masker dan mengenakan topi Santa.
Mereka berhati-hati saat merayakan upacara penyalaan pohon Natal.