Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Merayakan Natal dalam Kesederhanaan

Kompas.com - 25/12/2020, 10:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Menurut Alkitab Injil yang ditulis oleh Lukas, Jesus Kristus dilahirkan di sebuah kandang hewan ternak serta diletakkan pada sebuah palungan akibat tidak ada losmen, apalagi hospital tersedia, sebagai tempat yang layak bagi Bunda Maria melahirkan bayinya di desa Bethlehem.

Kelahiran Jesus Kristus disaksikan oleh para penggembala, para hewan ternak, serta tiga orang Majus di tengah suasana penuh kesederhanaan.

Tidak ada pusat perbelanjaan atau hotel bintang lima yang menggemakan lagu-lagu Natal. Tidak ada upacara perayaan hari Natal di gereja atau katedral bergelimang kemilau keduniawian.

Tidak ada atribut Natal semisal Sinterklaas tambun dan Piet Hitam menenteng karung dan sapu lidi untuk menghukum anak-anak nakal. Tidak ada pohon natal berhias aneka ragam hiasan Natal. Tidak ada tradisi tukar-menukar hadiah.

Tidak ada Great X-Mas Sale yang merupakan kesempatan bagi para industriawan untuk laris menjual produk mereka masing-masing. Tidak ada gerakan kapitalisme penganut mashab pasar bebas mengeruk profit sebesar mungkin dari pemanfaatan komersial perayaan hari Natal.

Tampaknya segenap fitrah kesederhanaan yang sempat lenyap ditelan gemerlap komersialisasi hari kelahiran Jesus Kristus di Bethlehem sebelum diungsikan Josef dan Maria ke Mesir mendadak kembali terjadi di perayaan hari Natal menjelang akhir tahun 2020.

Tampaknya pagebluk virus Corona secara tidak langsung mau pun langsung menyadarkan umat manusia bahwa perayaan kelahiran Jesus Kristus seyogianya bukan dirayakan dengan kegermelapan pusat perbelanjaan, pohon natal berhias hiasan Natal, bersama gelak tawa sinterklas dan piet hitam, diiringi lagu-lagu Natal riang gembira sambil memborong habis produk duniawi produksi para produsen yang maksimal memanfaatkan hari Natal demi mengeruk profit sebesar mungkin.

Tampaknya para virus Corona, menjelang akhir tahun 2020 sebelum ke awal tahun 2021, mengajak segenap umat Nasrani kembali ke sukma fitrah, makna sejati kelahiran Jesus Kristus, yaitu kesempatan untuk merenungi makna segenap ajaran bukan kebencian, namun kasih-sayang Jesus Kristus yang dilahirkan bukan di tengah gemerlap kemewahan duniawi namun suasana khusyuk penuh kesederhanaan, yang seyogianya disambut dengan khidmat penuh kerendahan hati.

Selamat hari Natal...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Tren
Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com