Selain Konjungsi Agung Jupiter dan Saturnus, dilansir dari akun Instagram Pusat Sains Antariksa LAPAN, ada beberapa fenomena astronomi yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Baca juga: Fenomena Tripel Konjungsi, Bikin Merkurius Terlihat Paling Terang Fajar Ini
Berikut fenomena-fenomena antariksa tersebut:
Solstis Desember Titik Balik Selatan Matahari (21 Desember 2020)
Solstis Desember atau Titik Balik Selatan Matahari adalah posisi ketika Matahari berada paling Selatan terhadap ekuator langit jika diamati oleh pengamat di permukaan Bumi.
Sementara, jika diamati dari sembarang titik di luar angkasa, belahan Bumi bagian Selatan akan terlihat "mendekat" ke arah Matahari.
Pengamat yang berada di Garis Balik Selatan (Tropic of Capicorn, 23,50 LS) akan melihat Matahari tepat berada di atas kepala ketika tengah hari.
Fase Bulan Perbani Awal (22 Desember 2020)
Puncak fase perbani awal akan terjadi pada 22 Desember 2020 pukul 06.41.15 WIB. Bulan berjarak 400.551 km dari Bumi (geosentris) dengan diameter sudut 29,8 menit busur dan magnitudo visual -10,13 serta terletak pada konstelasi Pisces. Bulan akan terbit setelah tengah hari dari arah Timur, kemudian berkulminasi di arah Selatan setelah terbenam Matahari dan Bulan terbenam dari arah Barat setelah tengah malam.
Hujan Meteor Ursid (23 Desember 2020)
Hujan Meteor Ursid merupakan hujan meteor yang titik radian (titik asal munculnya meteor) berada di konstelasi Ursa Minor. Hujan meteor ini aktif sejak 17 hingga 26 Desember dan puncaknya pada 23 Desember sebelum terbit Matahari untuk pengamatan di Indonesia. Hujan Meteor Ursid dapat disaksikan sejak pukul 01.00 waktu lokal sebelum terbit Matahari dengan intensitas berkisar 1 hingga 2 meteor per jam untuk wilayah Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.