Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Video Diklaim Gunung Semeru Kembali Erupsi pada 6 Desember 2020

Kompas.com - 14/12/2020, 12:09 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar sepekan lalu, beredar video dengan narasi mengklaim Gunung Semeru kembali erupsi pada Minggu, 6 Desember 2020.

Pada video yang beredar itu terlihat kepulan asap tebal yang berjarak dekat dari kediaman warga. Video ini merekam kepanikan warga sekitar yang sedang berusaha menjauh dari kepulan asap tersebut.

Setelah dilakukan penelusuran, ada yang tidak tepat pada narasi yang menyertai video tersebut.

Peristiwa yang terekam bukan erupsi Gunung Merapi pada 6 Desember 2020, melainkan terjadi kepulan asap tebal yang terjadi akibat pertemuan antara lahar dingin dengan endapan abu lava yang masih panas di area kaki Gunung Semeru, Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.

Narasi yang beredar

Akun Instagram @infia_fact pada 7 Desember 2020 mengunggah video yang diklaim merupakan erupsi Gunung Semeru.

Video tersebut merekam situasi dan kondisi kepanikan warga akibat erupsi Gunung Semeru. Sebagian warga berlarian dan membawa sepeda motor, berusaha untuk menjauh dari kepulan asap.

Terlihat pula petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim yang sedang mengimbau warga agar segera menjauh dari kepulan asap tersebut.

“Ayo Bu, ayo Bu! Air naik, air naik! Cepat, cepat, cepat!” Demikian teriakan yang dilontarkan salah satu warga dalam video tersebut.

Video yang mengklaim kembali terjadi erupsi Gunung Semeru pada 6 Desember 2020. Faktanya, bukan erupsi. Narasi pada video ini keliru.Instagram Video yang mengklaim kembali terjadi erupsi Gunung Semeru pada 6 Desember 2020. Faktanya, bukan erupsi. Narasi pada video ini keliru.

Video berdurasi 25 detik ini diunggah dengan keterangan “Gunung Semeru hari ini kembali erupsi.”

Hingga kini, unggahan tersebut telah dilihat sebanyak 453.108 kali dan menuai komentar sebanyak 578 komen.

Penelusuran

Narasi video mengenai Gunung Semeru yang kembali erupsi itu tidak benar.

Melalui penelusuran, ditemukan video yang diunggah @infia_fact itu merupakan video unggah ulang dari salah satu akun Twitter Langit Awera. Setelah ditelusuri melalui perangkat Tweet Beaver, twit yang mengunggah video tersebut sudah tidak ada lagi alias dihapus.

Langit Awera kemudian memberikan klarifikasi dari video yang telah dihapus dan menyertakan sumber asli dari video tersebut.

Hasilnya, ditemukan video kepulan asap tebal itu diunggah pertama kali oleh sebuah akun Instagram para wisatawan Pronojiwo, @visitpronojiwo pada Minggu, 6 Desember 2020.

Akun itu memuat keterangan bahwa video kepulan asap tebal tersebut terjadi akibat pertemuan lahar dingin dengan endapan abu lava yang masih sangat panas selama 6 hari, yakni sejak Selasa (1/12/20).

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi Ungkap Kronologi Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Polisi Ungkap Kronologi Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Tren
Kasus Covid-19 di Singapura Naik Nyaris 2 Kali Lipat, Diproyeksi Meledak Juni 2024

Kasus Covid-19 di Singapura Naik Nyaris 2 Kali Lipat, Diproyeksi Meledak Juni 2024

Tren
Helikopter yang Bawa Presiden Iran Jatuh, Pencarian Masih Berlanjut

Helikopter yang Bawa Presiden Iran Jatuh, Pencarian Masih Berlanjut

Tren
Alasan Tidak Boleh Minum Teh Saat Perut Kosong, Ini yang Akan Terjadi

Alasan Tidak Boleh Minum Teh Saat Perut Kosong, Ini yang Akan Terjadi

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2024, Pesawat Jatuh di BSD

[POPULER TREN] Daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2024, Pesawat Jatuh di BSD

Tren
Warga Jabar jadi Pengguna Pinjol Terbanyak di Indonesia, Ekonom Soroti Persib Gandeng Sponsor Pinjol

Warga Jabar jadi Pengguna Pinjol Terbanyak di Indonesia, Ekonom Soroti Persib Gandeng Sponsor Pinjol

Tren
Starlink Milik Elon Musk Resmi Beroperasi di Indonesia, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Starlink Milik Elon Musk Resmi Beroperasi di Indonesia, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Tren
Mengenal Voice of Baceprot, Grup Metal Garut yang Jadi Sorotan Utama Forbes 30 Under 30 2024

Mengenal Voice of Baceprot, Grup Metal Garut yang Jadi Sorotan Utama Forbes 30 Under 30 2024

Tren
Daftar Korban Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Daftar Korban Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Tren
Profil Oxford United, Klub Bola Erick Thohir yang Promosi ke Championship

Profil Oxford United, Klub Bola Erick Thohir yang Promosi ke Championship

Tren
5 Fakta Baru Kasus Pembunuhan Vina di Cirebon, Polisi Ungkap Kendala Penangkapan Pelaku

5 Fakta Baru Kasus Pembunuhan Vina di Cirebon, Polisi Ungkap Kendala Penangkapan Pelaku

Tren
3 Korban Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan Meninggal, 2 Teridentifikasi

3 Korban Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan Meninggal, 2 Teridentifikasi

Tren
6 Hal Ini Dilarang Dilakukan Jemaah Haji di Tanah Suci, Apa Saja?

6 Hal Ini Dilarang Dilakukan Jemaah Haji di Tanah Suci, Apa Saja?

Tren
Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong, Tiga Orang Meninggal Dunia

Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong, Tiga Orang Meninggal Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com