Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
“Material vulkanik yang mengendap di Curah Kobokan selama 6 hari ini masih panas banget. Tadi sore di kaki gunung semeru terjadi hujan lebat sehingga mengakibatkan banjir lahar dingin,” demikian caption tersebut dalam keterangan video.
Saat dikonfirmasi, Minggu (13/12/2020), admin akun @visitpronojiwo menyatakan bahwa video itu direkam oleh relawannya yang berada di lokasi saat peristiwa terjadi.
"Waktu kejadian, kami juga ada di lokasi. Relawan juga di situ. Kebetulan kami pas lagi pendistribuasian air bersih ke masyarakat," demikian keterangan admin akun tersebut.
Hingga saat ini, yang perlu diwaspadai adalah intensitas hujan deras di sekitar lereng Semeru yang berpotensi membawa endapan material lava luber ke perkampungan warga yang berada di dekat dengan aliran sungai Curah Kobokan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang bekerja sama dengan Kompas.com, narasi video dengan klaim Gunung Semeru kembali erupsi keliru.
Peristiwa yang terekam dalam video tersebut merupakan kabut asap tebal akibat pertemuan lahar dingin dengan endapan abu lava yang masih panas di Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, pada Minggu (6/12/20).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.