Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir Setahun Pandemi Covid-19, China Berusaha Ubah Asal Mula Corona?

Kompas.com - 29/11/2020, 20:00 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Editor

KOMPAS.com - Hampir setahun setelah laporan kasus pertama virus corona Covid-19 di Wuhan, China akhir tahun 2019 lalu.

Namun China disebut-sebut mulai meningkatkan kampanye untuk mempertanyakan asal-usul pandemi Covid-19 global.

Media pemerintah China melaporkan secara intensif tentang virus corona yang ditemukan pada kemasan impor makanan beku.

Selain juga penelitian tentang kemungkinan kasus penyakit yang ditemukan di luar perbatasan China sebelum Desember 2019.

Baca juga: Wabah Pneumonia Misterius di China, Satu Orang Meninggal

Propaganda

Dikutip dari The Guardian (29/11/2020), surat kabar resmi Pemerintah China People's Daily mengklaim dalam sebuah postingan Facebook minggu lalu bahwa "semua bukti yang tersedia menunjukkan bahwa virus corona tidak dimulai di Wuhan, China tengah".

"Wuhan adalah tempat virus corona pertama kali terdeteksi, tetapi bukan dari mana asalnya," kata Zeng Guang, mantan kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa penting untuk membedakan antara di mana Covid-19 pertama kali terdeteksi dan di mana ia melintasi penghalang spesies untuk menginfeksi manusia.

"Meskipun China adalah yang pertama melaporkan kasus, itu tidak berarti virus itu berasal dari China," kata Zhao Lijian, Wakil Direktur Departemen Informasi Kementerian Urusan Luar Negeri China.

"Pelacakan asal adalah proses berkelanjutan yang mungkin melibatkan banyak negara dan wilayah," kata dia.

Ilmuwan China bahkan telah mengirimkan sebuah makalah untuk dipublikasikan ke Jurnal Lancet - meskipun belum ditinjau oleh rekan sejawat - yang mengklaim "Wuhan bukanlah tempat di mana penularan Sars-CoV-2 dari manusia ke manusia pertama kali terjadi".

Mereka justru menyarankan bahwa kasus pertama mungkin terjadi di India.

Baca juga: Bukan China, Berikut 3 Negara yang Disebut Jadi Tempat Asal Virus Corona

Dibantah ilmuwan barat

Klaim bahwa virus itu berasal dari luar China tidak dipercaya oleh para ilmuwan barat.

Michael Ryan, direktur program kedaruratan kesehatan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan pekan lalu bahwa akan "sangat spekulatif" untuk menyatakan bahwa penyakit itu tidak muncul di China.

“Jelas dari perspektif kesehatan masyarakat bahwa Anda memulai penyelidikan di mana kasus manusia pertama kali muncul,” katanya dalam jumpa pers di Jenewa.

Laporan Covid-19 yang beredar di Italia pada musim gugur 2019, berdasarkan sampel dari unit kanker, tampak "lemah", kata Prof Jonathan Stoye, ahli virologi di Francis Crick Institute di London.

“Data serologis [dari Italia] kemungkinan besar dapat dijelaskan oleh antibodi reaktif silang yang diarahkan terhadap virus corona lain,” kata Stoye.

Baca juga: Asal Mula Virus Corona Jadi Pertanyaan, China Perketat Publikasi Penelitian

Dengan kata lain, antibodi yang ditemukan dalam kasus di Italia telah dipicu pada individu yang telah terinfeksi oleh virus corona yang berbeda, bukan virus corona penyebab Covid-19.

“Yang tampaknya pasti adalah bahwa kasus penyakit pertama yang tercatat ada di China. Jadi, kemungkinan besar virus itu berasal dari China,” tambah Stoye.

Terkait jejak virus corona ada kemasan makanan beku, para ilmuwan berpikir hal itu memiliki risiko yang sangat rendah untuk penyakit yang sekarang diyakini ditularkan melalui tetesan pernapasan.

"Saya tidak melihat data yang meyakinkan bahwa Sars-CoV-2 pada kemasan makanan memiliki risiko infeksi yang signifikan," kata Andrew Pekosz dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Bloomberg di Universitas Johns Hopkins kepada AP.

Update kasus corona

Update dari situs Worldometers, Minggu (29/11/2020), sebanyak 62.686.799 orang di seluruh dunia telah terinfeksi Covid-19.

Dari jumlah itu, sebanyak 1.460.392 di antaranya meninggal dunia.

"China masih berjuang untuk menghadapi fakta bahwa mereka bertanggung jawab atas dosa asal dari wabah tersebut, yang memotong hampir setiap upaya untuk menyelamatkan citranya," kata Andrew Small, seorang sarjana China dan senior di Marshall Jerman Fund, sebuah thinktank AS.

"Beberapa bulan terakhir ini telah menunjukkan betapa dahsyatnya dampak pandemi terhadap China dalam opini publik internasional," lanjut dia.

Baca juga: UPDATE: 6.267 Kasus Baru Covid-19, Indonesia Kembali Catatkan Rekor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com