Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Corona AstraZeneca Efektif 90 Persen, Bagaimana Cara Kerjanya?

Kompas.com - 24/11/2020, 13:03 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menyusul vaksin corona buatan Pfizer dan Moderna, kandidat vaksin Oxford-AstraZeneca juga dilaporkan sangat efektif mencegah munculnya gejala Covid-19.

Dikutip Associated Press, Senin (23/11/2020), kandidat vaksin Covid-19 itu dilaporkan berhasil 70 persen mencegah infeksi virus corona terhadap sukarelawan dalam uji coba tahap akhir.

Efektivitas vaksin Oxford-AstraZeneca bisa mencapai 90 persen jika pasien diberi setengah dosis diikuti dengan satu dosis penuh.

Dengan hasil ini, vaksin Oxford-AstraZeneca yang diberi nama AZD1222 itu efektivitasnya juga hampir menyamai vaksin buatan Pfizer dan Moderna. 

Baca juga: 4 Fakta Vaksin Covid-19 Moderna, dari Hasil Uji Coba hingga Harga

Cara kerja vaksin Oxford-AstraZeneca

Diberitakan Fox News, Selasa (24/11/2020), bahan vaksin Oxford-AstraZeneca menggunakan virus flu biasa yang tidak aktif dan diisolasi dari simpanse, diubah dengan gen untuk mengekspresikan protein lonjakan virus SARS-CoV-2.

"Alih-alih langsung menyuntikkan asam nukleat, RNA, atau DNA versi gen itu, gen ini disampaikan dalam virus lain," kata direktur eksekutif dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health International Vaccine Access Center Dr William Moss.

Dia mengatakan strategi yang digunakan oleh para pembuat vaksin AstraZeneca unik. Tubuh dibiarkan membuat protein virus, melepaskannya dari sel, dan kemudian sistem kekebalan menanggapinya.

Moss mengatakan vaksin AstraZeneca yang sedang diteliti dikenal sebagai "vaksin vektor adenovirus," adalah vaksin dari virus yang direkayasa secara genetik.

Saat disuntikkan, tusukan itu menginduksi respons kekebalan yang mampu melindungi terhadap penyakit Covid-19.

Setelah studi fase 2, para peneliti mengatakan vaksin tersebut memicu apa yang disebut "respons sel T" 14 hari setelah vaksinasi, dengan respons antibodi 28 hari kemudian.

Baca juga: AstraZeneca: Vaksin Corona Efektif 90 Persen dalam Uji Coba Tahap 3

Berbeda dengan Pfizer dan Moderna

Pendekatan ini berbeda dari perusahaan lain, seperti Pfizer dan Moderna. Keduanya merupakan vaksin yang menggunakan RNA atau mRNA.

Teknologi mRNA baru secara langsung menyuntikkan gen untuk protein lonjakan virus SARS-CoV-2 ke dalam sel sehat untuk memicu respons kekebalan.

Dikutip The Guardian, Senin (23/11/2020), inti dari vaksin Oxford-AstraZeneca adalah virus yang menyebabkan flu biasa pada simpanse.

Virus simpanse tersebut dimodifikasi sehingga tidak dapat berkembang biak dan menimbulkan penyakit pada tubuh.

Saat vaksin disuntikkan, virus simpanse mengirimkan gen virus corona ke sel manusia yang mulai mengeluarkan protein lonjakan.

Vaksin ini dideteksi oleh sistem kekebalan yang menghasilkan antibodi dan respons lain yang dapat menyerang virus corona jika orang tersebut terinfeksi di masa mendatang.

Oxford memilih virus simpanse karena berpotensi menghasilkan respons kekebalan yang kuat. Selain itu, karena tidak dapat tumbuh pada manusia, virus itu aman.

Baca juga: Kasus Covid-19 Tembus 500.000, Ini 4 Cara Virus Corona Menyebar

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pencegahan Penularan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com