KOMPAS.com - Vaksin virus corona yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca dapat mencegah hingga 90 persen Covid-19.
AstraZeneca dalam situs resminya menyebutkan, satu rejimen dosis (n = 2.741) menunjukkan kemanjuran vaksin 90 persen diberikan sebagai setengah dosis, diikuti dengan dosis penuh setidaknya jarak satu bulan.
Selanjutnya, rejimen dosis lainnya (n = 8.895) menunjukkan kemanjuran 62 persen bila diberikan sebagai dua dosis penuh terpisah setidaknya satu bulan.
Sedangkan analisis gabungan vaksin yang diberi nama AZD1222 dari kedua rejimen dosis (n = 11.636) menghasilkan efikasi rata-rata 70 persen.
"Kemanjuran dan keamanan vaksin ini mengonfirmasi bahwa vaksin itu akan sangat efektif melawan Covid-19 dan akan berdampak langsung pada keadaan darurat kesehatan masyarakat," kata Kepala Eksekutif AstraZeneca, Pascal Soriot seperti dikutip dari CNA, 23 November 2020.
Baca juga: 4 Fakta Vaksin Covid-19 Moderna, dari Hasil Uji Coba hingga Harga
Sebelumnya, setidaknya dua pengembang vaksin, Moderna dan Pfizer/BioNTech telah mengklaim vaksin eksperimentalnya mampu memberikan perlindungan lebih dari 90 persen.
Walaupun efektivitas vaksin tak setinggi dua lainnya, suntikan buatan Oxford jauh lebih murah, juga lebih mudah disimpan dan didistribusikan ke seluruh dunia.
Vaksin Oxford/AstraZeneca bisa disimpan pada suhu lemari es, tidak seperti vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna yang harus disimpan di suhu yang jauh lebih dingin.
Sehingga, vaksin akan tetap masih memainkan peran penting dalam menangani pandemi, jika mendapatkan persetujuan regulator.
Di awal pengembangan vaksin, Pemerintah Inggris telah memesan 100 juta dosis vaksin Oxford yang cukup untuk mengimunisasi 50 juta orang.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan