Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Thrifting Sedang Digandrungi, Apa Pemicunya?

Kompas.com - 19/11/2020, 20:15 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Misalnya, barang yang tersedia termasuk barang vintage, kualitas bagus, one-of-a-kind, dan memiliki nilai tinggi.

"Jadi, intinya kalau berbelanja thrift perlu dihindari yang impornya ilegal dan barangnya fast fashion," ujar Riri.

Baca juga: Mengapa Orang Lebih Suka Membeli Ponsel High End Meski Ilegal?

Harga produk thrift pantaskah mahal?

Menilik soal harga barang-barang thrift yang sempat disebut mahal bagi produk-produk tertentu, Riri mengatakan bahwa harga bergantung pada strategi penjual, psikologi pembeli, dan lainnya.

Riri menjelaskan, strategi penjual termasuk biaya sewa toko, misalnya atau biaya promosi yang tinggi. Hal inilah yang dapat menyebabkan tingginya harga pakaian thrift.

Sementara itu, ada pakaian thrift yang termasuk fast fashion dan vintage atau barang lama yang memiliki nilai jual tinggi.

Baca juga: Viral Sepekan, Virus Corona Menyebar Lewat Ponsel hingga Fashion Show di MRT

Tentu tingginya harga barang thrift yang menjadi polemik tersendiri.

"Sebagai pembeli harus riset dulu brand-nya masing-masing. Tahu harga jual barunya berapa, dan apakah diproduksi secara massal dan tahun koleksinya. Dari satu situ baru bisa menilai apakah barang tersebut layak harganya, dan termasuk vintage atau tidak," katanya lagi.

Tidak setuju jika barang thrift dijual mahal

Sementara itu, perancang busana brand KOYKO sekaligus pengajar di JFart School di Jakarta, Koko Rudi mengatakan, ia tidak setuju barang thrift dijual dengan harga mahal.

"Enggak setuju (dijual mahal), karena itu kan barang yang sudah lama atau barang bekas, dan jelas banyak risiko juga buat kita. Kita harus tahu betul kebersihan dalam baju tersebut," ujar Koko kepada Kompas.com, Kamis (19/11/2020).

Koko menyampaikan, barang-barang thrift yang dapat dikategorikan memiliki nilai jual lebih adalah produk tersebut dari brand ternama atau dari desainer ternama.

"Bisa juga karena baru sekali pakai, namun balik lagi kita harus tahu barang tersebut apakah masih bisa dipakai jangka panjang atau tidak," kata dia.

Baca juga: Kasus Harley di Garuda, Mengapa Banyak Orang Suka Barang Mewah?

Ia menjelaskan, cara membedakan mana barang vintage atau yang memiliki "nilai" jual tinggi dengan barang biasa yakni untuk fast fashion dapat dilihat dari bahan yang digunakan dan materialnya.

Sedangkan untuk yang vintage, biasanya dapat dilihat dari model, bentuk dan hasil akhirnya.

Menurutnya, pakaian vintage lebih mengutamakan desain ketimbang daya pakai, bahan, dan material yang digunakan.

"Jadi mereka pada intinya fokus pada konsep karena mengikuti tren yang ada, makanya kadang beberapa agak mahal," imbuh dia.

Baca juga: Pelanggaran Etik Firli Bahuri, Gaya Hidup Mewah, dan Sanksi yang Dinilai Terlalu Ringan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com