Dalam laman resmi Pertamina, kuota Premimum pada 2020 adalah 11.006.861 kilo liter, sedangkan realisasi hingga September 2020 mencapai 7.179.937 kilo liter.
Karena itu, Fahmy meminta agar pemerintah juga menurunkan harga Pertamax.
"Untuk meringankan beban masyarakat, penghapusan BBM di bawah RON-91 harus disertai dengan penurunan harga Pertamax RON-92," jelas dia.
Menurut Fahmy, Pertamina masih memiliki ruang untuk menurunkan harga Pertamax. Sebab tren harga minyak dunia cenderung lebih rendah dengan rata-rata di bawah 40 dollar AS per barrel.
"Saatnya bagi Pemerintah untuk menghapus Premium dan menurunkan harga Pertamax dalam waktu dekat ini," papar dia.
Baca juga: Di Banten, Beli Pertalite Dapat Harga Premium
CEO Subholding Commercial dan Trading Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan, penghapusan BBM sepenuhnya berada di tangan pemerintah.
"Keputusan dihapus atau tidaknya sebuah produk BBM penugasan itu otoritasnya regulator, bukan di Pertamina," kata Mas'ud kepada Kompas.com, Sabtu (14/8/2020).
"Senada dengan Mas'ud, Pjs VP Corporate Communication Pertamina, Heppy Wulansari menjelaskan, meskipun pihaknya tengah mendorong penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan, kebijakan penyaluran Premium merupakan kewenangan pemerintah.
"Pertamina berkomitmen mendorong penggunaan BBM dengan RON lebih tinggi, karena selain baik bagi lingkungan juga akan berdampak positif untuk mesin kendaraan dan udara yang lebih bersih," ujar Heppy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.