KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MR Karliansah menyebut PT Pertamina (Persero) akan menghapus bensin jenis Premium pada 1 Januari 2021.
Rencananya, kebijakan tersebut akan mulai dilakukan di wilayah Pulau Jawa, Madura, dan Bali (Jamali).
Rencana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium itu disebut sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017 mengenai batasan Research Octane Number (RON).
"Syukur alhamdulillah pada Senin lalu saya bertemu dengan Direktur Operasional Pertamina, beliau menyampaikan per 1 Januari 2021 Premium di Jamali khususnya akan dihilangkan," katanya dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (13/11/2020).
Baca juga: Jika Premium Dihapus, Amankah Mobil Lawas Minum BBM Oktan Tinggi?
Terkait rencana penghapusan premium, pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan, kebijakan penghapusan itu menurutnya sangat tepat.
"Kalau wacana itu benar, penghapusan Premium merupakan keputusan yang sangat tepat," kata Fahmy kepada Kompas.com, Minggu (15/11/2020).
Sebab, Premium merupakan jenis bahan bakar minyak (BBM) beroktan rendah, sehingga menghasilkan gas buang kendaraan dengan emisi tinggi.
Menurut dia, jenis BBM dengan emisi tinggi termasuk tidak ramah lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat.
Selain berdampak pada lingkungan, pengadaan Premium menurutnya juga menjadi sasaran empuk bagi para mafia migas.
"Sejak beberapa tahun lalu, BBM Premium sudah tidak dijual lagi di pasar international, sehingga tidak ada harga patokan," kata mantan Anggota Tim Anti Mafia Migas itu.
Baca juga: Kata Pertamina soal Penghapusan BBM Premium pada 2021
"Tidak adanya harga patokan bagi BBM Premium berpotensi memicu praktik mark-up harga, yang menjadi lahan bagi mafia migas untuk berburu rente," tambahnya.
Fahmy menyebut, potensi pemburuan rente inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi Tim Anti Mafia Migas untuk merekomendasikan penghapusan BBM Premium lima tahun lalu.
Di sisi lain, penghapusan BBM Premium di tengah masa pandemi virus corona juga akan semakin memperberat beban masyatakat.
Karena konsumen harus migrasi ke Pertalite dan Pertamax yang harganya lebih mahal.
Apalagi, masyarakat pengguna BBM Premium merupakan konsumen terbesar kedua setelah konsumen Pertalite.