Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
Prinsip CIP ini memungkinkan penemu untuk menghubungkan paten baru dengan lisensi lama, selama penemuan lama berkontribusi pada pengembangan yang baru.
Paten Rothschild untuk metode memperoleh dan mengirimkan data biometrik pertama kali diajukan pada Mei 2013. Lantas, permohonan CIP diajukan pada Mei 2020.
Sebab, berdasarkan abstrak paten, metodenya dapat digunakan untuk menentukan apakah pengguna menderita infeksi virus, seperti Covid-19.
Dilansir dari AFP Fact Check, Juru Bicara Kantor Paten Eropa Rainer Osterwalder mengatakan, aplikasi paten tidak memiliki referensi ke Covid-19 sebelum 2020.
Dia menjelaskan, registrasi yang diungkapkan pertama tahun 2016 berupa data video. Dalam aplikasi berikutnya tahun 2016-2017, pengumpulan, pemrosesan, dan transmisi data biometrik ditentukan.
"Aplikasi pertama dari tahun 2015 yang Anda sebutkan tidak pernah diungkapkan, tetapi untuk alasan hukum paten, itu juga harus mengacu pada penemuan yang disebutkan (jika tidak CIP, tidak akan mungkin),”kata Osterwalder.
Soal nama Rothschild dalam paten tersebut, juru bicara perusahaan Rothschild & Co. mengatakan tidak ada hubungan antara perusahaan dengan orang yang disebutkan dalam paten.
Rothschild & Co. dikendalikan oleh keluarga Rothschild.
Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, narasi bahwa paten tes virus corona diajukan pada 2015 oleh Richard A. Rothschild keliru.
Paten yang diajukan pada 2015 tidak ada hubungannya dengan virus corona. Rothschild sebagai penemu paten tidak ada hubungannya dengan Rothschild & Co.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.