"Beberapa sektor tersebut bisa jadi bantalan untuk keluar dari resesi," kata Eko.
Baca juga: Siap-siap Resesi Ekonomi, Ini Dampak dan Cara Mengatasinya...
Dia mengatakan masyarakat bisa bekerja atau membuka usaha yang berkaitan dengan ketiga sektor tersebut. Dengan itu, diharapkan pemulihan ekonomi secara pribadi bisa terjadi dengan cepat.
"Biasanya sektor primer seperti pertanian terutama pangan, kelautan, juga UMKM yang berkaitan dengan sektor tersebut bisa jadi pilihan untuk tetap survive (bertahan)," kata Eko, sebagaimana diberitakan Kompas.com, 20 Juli 2020.
Baca juga: Ramai soal Harga Tiket Kereta Kelas Ekonomi Disebut Ngawur Setelah KAI Ganti Logo Baru, Benarkah?
Dilansir Kompas.com, 22 September 2020, Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda mengatakan beberapa hal yang bisa dipersiapkan masyarakat antara lain:
Baca juga: Ancaman Kelaparan dan Potret Kondisi TKI di Malaysia Saat Pandemi Corona...
Selain itu cara bertahan dari resesi menurut Huda adalah:
Sebagai karyawan menurut dia sebaiknya tidak agresif pindah pekerjaan dahulu sebelum ada kepastian pekerjaan baru yang lebih stabil.
"Untuk yang punya usaha, pertimbangkan kembali rencana ekspansi," kata Gozali.
Baca juga: Cara Mendapatkan BLT UMKM Rp 2,4 Juta hingga Cara Mengeceknya
Dia menyampaikan dana cadangan sebaiknya dijaga 3-12 kali pengeluaran bulanan dalam bentuk likuid.
"Artinya, kalau sekarang kurang dari itu, bisa ditambah dengan mengurangi aset risiko tinggi dan menambah likuiditas," kata Gozali.
Apabila sebelumnya ada rencana kredit kendaraan atau rumah, maka perlu dipelajari lagi risikonya.
"Apakah cukup aman untuk melanjutkan rencana tersebut. Jangan terlalu memaksakan, misalnya menggunakan dana cadangan untuk bayar DP (down payment)," kata Gozali.
Lanjutnya, pada intinya dana cadangan menjadi semakin penting, jangan terpakai untuk hal lain dulu. Bahkan kalau bisa ditambah.
Baca juga: Apa Investasi Terbaik untuk Dilakukan?
"Karena pembelanjaan konsumtif rumah tangga untuk hal-hal penting di Indonesia justru menjadi salah satu pendorong ekonomi yang dominan," kata Gozali.
(Sumber: Kompas.com/Nur Rohmi Aida, Mutia Fauzia | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Erlangga Djumena)