Akan tetapi, tidak ada satu pun kelompok teroris yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan pesawat yang dipiloti oleh Kapten Ahmed el-Habashy, Co-Pilot Perwira pertama Adel Anwar dan Perwira bantuan Gamil El Batouty itu.
Kepolisian AS pun menyebutkan tidak ada tanda-tanda terjadi aksi kriminal terkait penerbangan itu, mereka tidak menemukan seorang pun untuk dicurigai.
#ICYMI: Go inside the #FBI as we commemorate the 217 people killed when EgyptAir Flight 990 crashed into the Atlantic Ocean 20 years ago. After the crash, the FBI’s Evidence Response Teams worked to identify victims and examine evidence. https://t.co/BIvYmflFZd
— FBI (@FBI) November 6, 2019
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Perang China-India 1962 dan Konflik Panjang Dua Negara
Sementara Lembaga Meteorologi Nasional AS menyebut cuaca di wilayah New York ketika itu memang sedang berkabut tebal, namun untuk area bandara cuacanya cenderung bagus dengan jarak pandang sekitar 3-4 mil dan kecepatan angin rendah.
Pencarian besar-besaran pun dilakukan oleh pihak Penjaga Perairan AS dengan melibatkan sebuah pesawat jet Falcon, helikopter Jayhawk, dan Hercules C-130.
Mereka menyisir kawasan yang diperkirakan sebagai tempat jatuhnya pesawat hingga akhirnya selang 6 jam setelah kejadian, seorang penjaga perairan AS menemukan sesosok mayat di antara serpihan tempat duduk, pelampung, dan benda lain yang berasal dari bangkai pesawat.
Lokasinya di 96 kilometer lepas pantai Pulau Nantucket.
Suhu air laut pada saat itu sekitar 15 derajat Celsius, sehingga ahli meteorologi Neal Strauss menyebut manusia tak akan mampu bertahan hidup di lautan dengan suhu sedemikian.
Pesawat ini sudah menjadi bagian dari EgyptAir selama 10 tahun sejak September 1989 dan merupakan salah satu jenis pesawat yang memiliki catatan keselamatan terbaik.
Setidaknya, pesawat ini sudah memiliki lebih dari 31.000 jam terbang dengan lebih dari 6.900 kali lepas landas dan pendaratan.
Boeing 767-300ER ini menjadi favorit banyak maskapai penerbangan dunia untuk melakukan penerbangan panjang. Kemudahan pengoperasiannya pun menjadikannya disukai oleh pilot-pilot.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penemu Bola Lampu Pijar, Thomas Alva Edison, Meninggal Dunia