Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat EgyptAir Jatuh di Samudera Atlantik, 217 Orang Tewas

Kompas.com - 31/10/2020, 08:17 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Akan tetapi, tidak ada satu pun kelompok teroris yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan pesawat yang dipiloti oleh Kapten Ahmed el-Habashy, Co-Pilot Perwira pertama Adel Anwar dan Perwira bantuan Gamil El Batouty itu.

Kepolisian AS pun menyebutkan tidak ada tanda-tanda terjadi aksi kriminal terkait penerbangan itu, mereka tidak menemukan seorang pun untuk dicurigai.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Perang China-India 1962 dan Konflik Panjang Dua Negara

Sementara Lembaga Meteorologi Nasional AS menyebut cuaca di wilayah New York ketika itu memang sedang berkabut tebal, namun untuk area bandara cuacanya cenderung bagus dengan jarak pandang sekitar 3-4 mil dan kecepatan angin rendah.

Pencarian besar-besaran pun dilakukan oleh pihak Penjaga Perairan AS dengan melibatkan sebuah pesawat jet Falcon, helikopter Jayhawk, dan Hercules C-130.

Mereka menyisir kawasan yang diperkirakan sebagai tempat jatuhnya pesawat hingga akhirnya selang 6 jam setelah kejadian, seorang penjaga perairan AS menemukan sesosok mayat di antara serpihan tempat duduk, pelampung, dan benda lain yang berasal dari bangkai pesawat.

Lokasinya di 96 kilometer lepas pantai Pulau Nantucket.

Suhu air laut pada saat itu sekitar 15 derajat Celsius, sehingga ahli meteorologi Neal Strauss menyebut manusia tak akan mampu bertahan hidup di lautan dengan suhu sedemikian.

Pesawat ini sudah menjadi bagian dari EgyptAir selama 10 tahun sejak September 1989 dan merupakan salah satu jenis pesawat yang memiliki catatan keselamatan terbaik.

Setidaknya, pesawat ini sudah memiliki lebih dari 31.000 jam terbang dengan lebih dari 6.900 kali lepas landas dan pendaratan.

Boeing 767-300ER ini menjadi favorit banyak maskapai penerbangan dunia untuk melakukan penerbangan panjang. Kemudahan pengoperasiannya pun menjadikannya disukai oleh pilot-pilot.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penemu Bola Lampu Pijar, Thomas Alva Edison, Meninggal Dunia

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com