Dengan begitu, diharapkan perusahaan tetap dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen juga karyawan yang tersisa.
Baca juga: Tekan Beban Operasional, Cathay Pasific Airways Berhentikan 5.900 Pekerja
5. Emirates
Maskapai asal Uni Emirat Arab, Emirates, telah memastikan akan memangkas 9.000 pegawainya sejak Juli lalu.
Disebutkan dalam Kompas.com (11/7/2020) total pegawai Emirates semula ada di angka 60.000 orang, akibat pandemi, mereka telah memangkas sepersepuluh di antaranya.
Dirasa masih berat, Emirates pun kembali melakukan PHK, kali ini kepada 9.000 karyawannya.
PHK sebagian besar dikenakan pada pilot dan awak kabin pesawat Airbus, bukan Boeing.
Alasannya, pesawat Boeing milik maskapai ini bermuatan besar, bisa menampung 500 orang dalam sekali perjalanan, sementara Boeing memiliki kapasitas yang lebih sedikit.
Sehingga di masa pandemi di mana jumlah penumpang sangat minim lebih mungkin dan mudh untuk dioperasikan.
Baca juga: Emirates Berencana PHK 30.000 Karyawannya akibat Virus Corona
6. Qantas
Maskapai asal Australia, Qantas mem-PHK 6.000 karyawannya akibat dampak pandemi yang dirasakan perusahaan.
Dengan langkah ini, perusahaan berharap makapai mereka dapat tetap bertahan dalam melalui wabah penyakit yang belum taHu kapan akan berakhir ini.
Mengutip Kompas.com (25/6/2020), jumlah karyawan yang mendapat PHK itu setara dengan 20 persen dari total pegawai sebelum terjadi krisis akibat pandemi.
Sebelumnya, medio Maret 2020, Qantas telah merumahkan sementara sebanyak 80 persen pegawainya demi meminimalkan pengeluaran dari pendapatan yang jauh berkurang.
Terlebih setelah pemerintah Australia menutup perbatasan, sehingga maskapai ini harus meniadakan seluruh rute internasional, kecuali ke Selandia Baru.
Baca juga: Maskapai Australia Qantas Bakal PHK 6.000 Pegawai
(Sumber: Kompas.com/Singgih Woryono, Yohana Artha Uly, Mutia Fauzia, Luthfia Ayu Azanella | Editor: Sandro Gatra, Sakina Rakhma Diah Setiawan, Bambang P. Jatmiko, Jihad Akbar)