Maskapai penerbangan asal Negeri Singa, Singapore Airlines berencana untuk memutuskan hubungan kerja kepada 4.300 karyawannya, atau 20 persen dari total SDM yang mereka miliki.
Rencana ini juga dikomunikasikan kepada serikat pekerja yang ada di bawah naungannya.
Diberitakan Kompas.com (11/9/2020), PHK terjadi akibat dampak negatif yang ditimbulkan pandemi terhadap usaha penerbangan mereka.
Tidak hanya pegawai Singapore Airlines yang terimbas kebijakan ini, namun juga pegawai yang bekerja di dua maskapai naungannya, Silk Air dan Scoot.
Baca juga: Tak Boleh Sembarangan, Berikut Aturan soal Penerbangan Balon Udara
Per 1 Oktober 2020, American Airlines telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 19.000 karyawannya akibat penurunan permintaan perjalanan udara yang disebabkan merebaknya Covid-19.
Mengutip Kompas.com (26/8/2020), setidaknya sudah ada 12.500 karyawan yang dengan sukarela meninggalkan perusahaan penerbangan terbesar di dunia ini.
Ada juga 11.000 karyawan lain yang sepakat untuk dirumahkan per 1 Oktober lalu.
Meski sudah puluhan ribu yang mundur dan siap dikeluarkan dari perusahaan, American Airlines tetap butuh memangkas 19.000 lagi karyawannya.
Tahun ini, tercatat ada 133.700 karyawan yang bekerja di American Airlines.
Baca juga: American Airlines Bersiap Pangkas 19.000 Karyawannya
Sama halnya dengan maskapai asal Hong Kong yang satu ini, Cathay Pacific terpaksa memangkas ribuan karyawannya yang ada di Hong Kong dan China daratan.
Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 5.900 orang pekerja.
Mengutip Kompas.com (21/10/2020), jumlah ini mencapai 24 persen dari total karyawan yang mereka miliki.
Langkah ini diambil guna mengurangi beban dan kebutuhan uang tunai perusahaan.