Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Maskapai yang Mem-PHK Karyawan akibat Pandemi Corona

Kompas.com - 28/10/2020, 16:50 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang berlangsung secara berkepanjangan dalam beberapa bulan terakhir membawa dampak luas dalam kehidupan manusia, termasuk dalam aspek industri.

Berbagai industri, mulai dari pariwisata, properti, perbankan, dan sebagainya mengalami pukulan yang cukup telak. Selain terjadi penurunan pendapatan, ancaman bangkrut menanti di depan mata.

Salah satu industri yang terdampak yakni penerbangan.

Baca juga: Virus Corona, Pilot, dan Pukulan Telak Industri Penerbangan...

Kebijakan pembatasan penerbangan, menurunnya pendapatan masyarakat hingga kekhawatiran terjadinya penyebaran virus corona membuat penggunaan pesawat udara kian terpinggirkan.

Sejumlah maskapai penerbangan pun berupaya memutar otak untuk menutup biaya operasional yang harus dikeluarkan.

Ada yang mencoba mendapatkan pemasukan tambahan dengan berbagai cara, mulai dari membuka simulasi pelatihan khusus pilot untuk  wisatawan, menjadikan pesawat menjadi restoran, dan sebagainya.

Namun ada juga yang terpaksa memberhentikan ribuan pekerjanya demi memangkas beban yang harus dikeluarkan perusahaan.

Baca juga: Kisah Pramugari dan Pilot Singapura yang Terdampak Corona...

Merangkum sejumlah pemberitaan Kompas,com sebelumnya, opsi pemutusan hubungan kerja (PHK) ini sebagaimana diambil oleh keenam maskapai berikut ini:

1. Garuda Indonesia

Tangkapan layar pesawat maskapai penerbangan Garuda Indonesia menggunakan masker, Selasa (13/10/2020).dok. Instagram @garuda.indonesia Tangkapan layar pesawat maskapai penerbangan Garuda Indonesia menggunakan masker, Selasa (13/10/2020).

Garuda Indonesia baru-baru ini mengumumkan akan mengakhiri kontrak terhadap 700 pekerja mereka akibat penurunan pendapatan perusahaan selama masa pandemi ini.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, ratusan karyawan tersebut diselsaikan lebih awal kontraknya.

Mereka juga merupakan karyawan dengan status tenaga kerja kontrak.

 

Diketahui, kontrak 700 pekerja tersebut sedianya masih berlangsung hingga beberapa waktu ke depan, namun terpaksa harus diakhiri lebih cepat, karena penurunan pendapatan dunia penerbangan beberapa waktu terakhir.

Meski diputus kontraknya lebih cepat, pihaknya berjanji akan memenuhi hak-hak yang seharusnya para pekerja itu dapatkan, termasuk pembayaran atas sisa kontrak masing-masingnya.

Baca juga: Selain Garuda Indonesia, Ini Maskapai Penerbangan yang Berikan Masker di Pesawatnya

2. Singapore Airlines

Pesawat tipe Airbus A380 pada maskapai penerbangan Singapore Airlines, (8/10/2013). SHUTTERSTOCK/RYAN FLETCHER Pesawat tipe Airbus A380 pada maskapai penerbangan Singapore Airlines, (8/10/2013).

Maskapai penerbangan asal Negeri Singa, Singapore Airlines berencana untuk memutuskan hubungan kerja kepada 4.300 karyawannya, atau 20 persen dari total SDM yang mereka miliki.

Rencana ini juga dikomunikasikan kepada serikat pekerja yang ada di bawah naungannya.

Diberitakan Kompas.com (11/9/2020), PHK terjadi akibat dampak negatif yang ditimbulkan pandemi terhadap usaha penerbangan mereka.

Tidak hanya pegawai Singapore Airlines yang terimbas kebijakan ini, namun juga pegawai yang bekerja di dua maskapai naungannya, Silk Air dan Scoot.

Baca juga: Tak Boleh Sembarangan, Berikut Aturan soal Penerbangan Balon Udara

3. American Airlines

American Airlines.theverge.com American Airlines.

Per 1 Oktober 2020, American Airlines telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 19.000 karyawannya akibat penurunan permintaan perjalanan udara yang disebabkan merebaknya Covid-19.

Mengutip Kompas.com (26/8/2020), setidaknya sudah ada 12.500 karyawan yang dengan sukarela meninggalkan perusahaan penerbangan terbesar di dunia ini.

Ada juga 11.000 karyawan lain yang sepakat untuk dirumahkan per 1 Oktober lalu.

Meski sudah puluhan ribu yang mundur dan siap dikeluarkan dari perusahaan, American Airlines tetap butuh memangkas 19.000 lagi karyawannya.

Tahun ini, tercatat ada 133.700 karyawan yang bekerja di American Airlines.

Baca juga: American Airlines Bersiap Pangkas 19.000 Karyawannya

4. Cathay Pacific

Ilustrasi Cathay PasificCathay Pasific Ilustrasi Cathay Pasific

Sama halnya dengan maskapai asal Hong Kong yang satu ini, Cathay Pacific terpaksa memangkas ribuan karyawannya yang ada di Hong Kong dan China daratan.

Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 5.900 orang pekerja.

Mengutip Kompas.com (21/10/2020), jumlah ini mencapai 24 persen dari total karyawan yang mereka miliki.

Langkah ini diambil guna mengurangi beban dan kebutuhan uang tunai perusahaan.

Dengan begitu, diharapkan perusahaan tetap dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen juga karyawan yang tersisa.

Baca juga: Tekan Beban Operasional, Cathay Pasific Airways Berhentikan 5.900 Pekerja

5. Emirates

Ilustrasi Maskapai Emirates.Dok. Emirates Ilustrasi Maskapai Emirates.

Maskapai asal Uni Emirat Arab, Emirates, telah memastikan akan memangkas 9.000 pegawainya sejak Juli lalu.

Disebutkan dalam Kompas.com (11/7/2020) total pegawai Emirates semula ada di angka 60.000 orang, akibat pandemi, mereka telah memangkas sepersepuluh di antaranya.

Dirasa masih berat, Emirates pun kembali melakukan PHK, kali ini kepada 9.000 karyawannya.

PHK sebagian besar dikenakan pada pilot dan awak kabin pesawat Airbus, bukan Boeing.

Alasannya, pesawat Boeing milik maskapai ini bermuatan besar, bisa menampung 500 orang dalam sekali perjalanan, sementara Boeing memiliki kapasitas yang lebih sedikit.

Sehingga di masa pandemi di mana jumlah penumpang sangat minim lebih mungkin dan mudh untuk dioperasikan.

Baca juga: Emirates Berencana PHK 30.000 Karyawannya akibat Virus Corona

6. Qantas 

Penerbangan Qantas akan menggunakan 787 Dreamliner mengitari Australia, pesawat yang biasa digunakan untuk penerbangan jarak jauh Perth-London.QANTAS via ABC INDONESIA Penerbangan Qantas akan menggunakan 787 Dreamliner mengitari Australia, pesawat yang biasa digunakan untuk penerbangan jarak jauh Perth-London.

Maskapai asal Australia, Qantas mem-PHK 6.000 karyawannya akibat dampak pandemi yang dirasakan perusahaan.

Dengan langkah ini, perusahaan berharap makapai mereka dapat tetap bertahan dalam melalui wabah penyakit yang belum taHu kapan akan berakhir ini.

Mengutip Kompas.com (25/6/2020), jumlah karyawan yang mendapat PHK itu setara dengan 20 persen dari total pegawai sebelum terjadi krisis akibat pandemi.

Sebelumnya, medio Maret 2020, Qantas telah merumahkan sementara sebanyak 80 persen pegawainya demi meminimalkan pengeluaran dari pendapatan yang jauh berkurang.

Terlebih setelah pemerintah Australia menutup perbatasan, sehingga maskapai ini harus meniadakan seluruh rute internasional, kecuali ke Selandia Baru.

Baca juga: Maskapai Australia Qantas Bakal PHK 6.000 Pegawai

(Sumber: Kompas.com/Singgih Woryono, Yohana Artha Uly, Mutia Fauzia, Luthfia Ayu Azanella | Editor: Sandro Gatra, Sakina Rakhma Diah Setiawan, Bambang P. Jatmiko, Jihad Akbar)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo infografik: 10 Maskapai Paling Aman di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Dua Pengunjung Ragunan Tertimpa Dahan Pohon, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Kronologi Dua Pengunjung Ragunan Tertimpa Dahan Pohon, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Tren
5 Fakta Pengemudi Fortuner Arogan Ditangkap, Ternyata Adik Pensiunan TNI

5 Fakta Pengemudi Fortuner Arogan Ditangkap, Ternyata Adik Pensiunan TNI

Tren
Dubai Banjir, KJRI Berikan Bantuan ke WNI yang Terjebak di Bandara

Dubai Banjir, KJRI Berikan Bantuan ke WNI yang Terjebak di Bandara

Tren
Rincian Harga Paket Layanan eSIM XL, Paling Murah Rp 40.000

Rincian Harga Paket Layanan eSIM XL, Paling Murah Rp 40.000

Tren
Warganet Soroti Persyaratan Rekrutmen PT KAI, Disebut Pakai Standar Tinggi

Warganet Soroti Persyaratan Rekrutmen PT KAI, Disebut Pakai Standar Tinggi

Tren
OJK Terbitkan Daftar 537 Pinjol Ilegal per 31 Maret 2024, Berikut Rinciannya

OJK Terbitkan Daftar 537 Pinjol Ilegal per 31 Maret 2024, Berikut Rinciannya

Tren
Perempuan Brasil Bawa Mayat dengan Kursi Roda ke Bank untuk Buat Pinjaman

Perempuan Brasil Bawa Mayat dengan Kursi Roda ke Bank untuk Buat Pinjaman

Tren
KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

Tren
Kata Media Asing soal Gunung Ruang Meletus, Soroti Potensi Tsunami

Kata Media Asing soal Gunung Ruang Meletus, Soroti Potensi Tsunami

Tren
Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Tren
Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Tren
Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Tren
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Tren
Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Tren
Mengenal Apa Itu 'Cloud Seeding', Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Mengenal Apa Itu "Cloud Seeding", Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com