Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Jepang Diminta Perpanjang Libur Tahun Baru, Ini Alasannya

Kompas.com - 24/10/2020, 07:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Jepang meminta kepada perusahaan-perusahaan untuk memperpanjang waktu libur tahun baru bagi para karyawannya.

Hal itu agar mereka bisa memiliki pilihan waktu yang lebih longgar untuk bepergian.

Mengutip Nikei Asia (23/10/2020), Pemerintah Jepang meminta libur tahun baru yang sedianya berlangsung sampai 3 Januari, untuk diperpanjang hingga 11 Januari.

Hal ini berarti, para pekerja di Jepang yang semestinya kembali bekerja pada 4 Januari bisa masuk pada 12 Januari.

Permintaan Pemerintah Jepang tersebut diumumkan oleh salah satu anggota kabinet Yasutoshi Nishimura yang mewakili pemerintah dalam penanganan Pandemi Covid-19 di Jepang.

Baca juga: Mengenal Motif Batik Megamendung yang Ada di Masker PM Jepang

Menghindari kerumuman

Permintaan Pemerintah Jepang untuk memperpanjang waktu libur tahun baru bagi para pekerja bukannya tanpa alasan. 

Sebab apabila tidak diperpanjang, dikhawatirkan masyarakat akan berbondong-bondong melakukan perjalanan liburan atau pulang kampung di waktu yang bersamaan.

Sehingga hal itu dapat menyebabkan tempat-tempat umum dan transportasi publik padat dengan manusia. 

Disneyland Tokyo di Jepang.KKday Image Resources Disneyland Tokyo di Jepang.

Jika transportasi publik dan tempat umum padat pengunjung, hal itu dinilai akan mengkhawatirkan.

Terlebih ketika nantinya mereka menemui kerabat atau orangtuanya yang sudah berusia lanjut atau memiliki kondisi sakit tertentu.

Di tempat yang terbatas dengan kondisi kerumunan yang sedemikian itu, tentu sulit bagi orang-orang untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak.

Baca juga: Jepang Akan Sediakan Vaksin Covid-19 Secara Gratis bagi Warganya

Turunkan kasus infeksi

Upaya ini akan ditempuh pemerintah demi menurunkan kurva kasus pandemi di Jepang yang kembali meningkat setelah sempat melandai.

Para ahli pun sudah memperingatkan hal ini pada Kementerian Kesehatan dan Kementerian Tenaga Kerja dan Kesejahteraan.

Liburan Tahun Baru adalah salah satu musim tersibuk untuk perjalanan di Jepang.

Hal itu karena kereta api, pesawat terbang, dan jalan raya dipenuhi dengan orang-orang yang kembali ke kampung halaman mereka untuk melihat keluarga dan teman atau mengambil kesempatan untuk pergi berlibur.

Sementara itu berdasarkan data Worldometer, Jumat (23/10/2020) Saat ini Jepang mencatat ada 94.524 kasus infeksi, 1.685 kasus kematian, dan 87,666 kasus sembuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com