Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Akan Gunakan Air Sebagai Bahan Bakar Eksplorasi di Bulan

Kompas.com - 29/09/2020, 19:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA) mengumumkan rencana mereka untuk mengeksplorasi Bulan pada pertengahan 2035 mendatang.

Dilansir dari Japan Times, Selasa (29/9/2020) Jepang rencananya akan bekerja sama dengan Amerika Serikat, untuk membangun stasiun luar angkasa di orbit Bulan, yang diberi nama Gateway.

Pembangunan stasiun luar angkasa itu akan dimulai setelah 2020. Selain stasiun luar angkasa, kedua negara juga akan membangun pabrik bahan bakar di kutub selatan Bulan.

Nantinya, pabrik bahan bakar itu akan memanfaatkan hidrogen yang diambil dari cadangan air di bulan.

Baca juga: NASA Akan Kirim Astronot Perempuan Pertama ke Bulan pada 2024

 

Menghemat ongkos

Memanfaatkan sumber daya air di Bulan diharapkan bisa menghemat ongkos yang harus dikeluarkan, jika dibandingkan dengan mengirim bahan bakar dari Bumi.

Meskipun air dalam wujud cair tidak ditemukan di permukaan Bulan, namun penelitian terdahulu mengindikasikan bahwa ada cadangan air yang kemungkinan tersimpan di kawah dekat kutub selatan Bulan.

Bahan bakar air itu akan digunakan untuk menjalankan pesawat antariksa, yang mampu membawa empat astronot, dari dan ke Gateway.

Selain itu, bahan bakar air juga akan digunakan untuk mengisi kendaraan yang akan digunakan menjelajah Bulan.

Jepang berencana untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam membangun stasiun luar angkasa orbit bulan, yang disebut Gateway, pada tahun 2020-an dan sekitar tahun 2035 membangun pabrik bahan bakar di kutub selatan bulan.

Bahan bakar tersebut akan digunakan dalam pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali yang mampu membawa empat astronot ke dan dari Gateway dan kendaraan transportasi yang dapat melakukan perjalanan hingga 1.000 kilometer di Bulan, menurut JAXA.

Bahan bakar yang diturunkan dari air dibuat dengan terlebih dahulu memisahkan air menjadi komponen oksigen dan hidrogennya menggunakan sel surya. Energi kemudian dibuat dengan menggabungkannya kembali.

Baca juga: Ilmuwan Sebut Bulan Memiliki Tingkat Radiasi yang Berbahaya

Butuh 37 ton air

Menurut perkiraan JAXA, diperlukan sekitar 37 ton air untuk melakukan perjalanan dari dan ke Gateway, sedangkan untuk menjelajahi permukaan Bulan dibutuhkan 21 ton air.

JAXA juga menjelaskan, karena gravitasi Bulan yang lemah, maka kendaraan untuk eksplorasi nantinya tidak akan menggunakan roda, melainkan bergerak dengan cara melompat di atas permukaan Bulan.

Untuk mendanai proyek ini, Kementerian Sains Jepang berencana meminta anggaran sebesar 280 miliar yen atau sekitar Rp 39,4 triliun pada tahun fiskal depan. Anggaran tersebut termasuk dana untuk bekerja sama dengan AS dalam proyek Gateway.

Selain Jepang, India dan Amerika Serikat juga berniat menganalisis sumber air di Bulan. Kemudian, China yang telah berhasil mendaratkan pesawat tanpa awak di permukaan Bulan, berencana mengirim pesawat lagi untuk meneliti sampel tanah di Bulan pada akhir tahun ini.

Baca juga: Hari Jantung Sedunia, Simak Cara Mencegah Penyakit Jantung Sejak Dini

JAXA Lunar Gateway

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com