Perusahaan membangun fasilitas penelitian kaca dalam tiga bagian di mana tindakan ini memunginkan penelitian paralel baik teoritis maupun praktis yang dilakukan pada Maret 1923.
Adapun tiga bagian itu yakni sayap peleburan No. 1 di pabrik Oi Dai-ni, dan fasilitas yang dipasang di tungku peleburan seberat 500 kg, dan empat kiln pendingin, serta dua tungku uji dengan kapasitas 20 kg dan 7 kg.
Baca juga: 4 Hal Mengenai Lensa Kontak, dari Infeksi hingga Ancaman Kebutaan
Rilisnya NIKKOR
Pada 1932, Nikon mengadopsi nama NIKKOR sebagai nama merek untuk lensa kamera buatannya.
Lensa NIKKOR ini diciptakan guna memenuhi keinginan pada desainer Jepang untuk memproduksi lensa fotografi di dalam negeri, yang saat itu mereka masih bergantung pada produk negara lain.
Para desainer pergi ke Eropa untuk mengamati industri optiknya, dan mencurahkan waktu mereka untuk mengumpulkan informasi tentang lensa fotografi dengan mengunjungi toko kamera satu dan lainnya di Berlin.
Baca juga: Viral, Foto Plang Jalan ke Jepang dan Kota Semarang, di Mana Lokasinya?
Meski saat itu terdapat komputer modern, namun prototipe yang diproduksi tidak memberikan kualitas gambar yang diharapkan saat digunakan untuk memotret, sebab jenis kaca yang tersedia untuk lensa jauh lebih sedikit.
Setelah melakukan latihan coba-coba, perusahaan memproduksi lensa pertamanya, Anytar 12cm F4.5.
Dari sinilah rangkaian NIKKOR terus berkembang, dan menjadi identik sebagai merek dagang dengan lensa performa tinggi terkemuka di Jepang.
Baca juga: Viral Foto Mobil Dinas Terparkir di Jalur Sepeda
Nikon kamera saku
Lebih lanjut, nama merek Nikon digunakan untuk kamera berukuran kecil atau kamera saku yang dikembangkan untuk memenuhi permintaan yang kuat akan kamera yang diproduksi di dalam negeri.
Pada 1950-an, kamera Nikon diproduksi dengan berbagai jenis seperti Nikon SP rangefinder dan Nikon F.
Nikon F ini menarik reaksi besar di seluruh dunia, bahkan diproduksi lebih dari 800.000 unit di mana hal ini memperkuat merek Nikon dan NIKKOR.
Kamera ini memanfaatkan sepenuhnya karakteristik SLR untuk dapat benar-benar memproyeksikan ke film apa yang dilihat pengguna di jendela bidik dengan membuat bidang pandang pencari 100 persen.
Selain itu, Nikon menjadi perusahaan pertama di dunia dengan kamera yang kemampuan kecepatan rana, sistem kopling lengkap yang menggabungkan bukaan dengan pengukur eksposur, dan penggerak motor yang digunakan pada kamera SLR.
Baca juga: Perjalanan Kasus Jaksa Pinangki, dari Foto Bersama Djoko Tjandra hingga Menjadi Tersangka
Nikon F3
Pada 1980, kamera Nikon F3 SLR dipasarkan.
Adapun kamera ini memiliki teknologi elektronik terkini yang juga menawarkan kontrol rana elektronik dan mekanisme kontrol eksposur otomatis prioritas apertur.
F3 juga menampilkan fungsi baru seperti tampilan jendela bidik LCD, sensor TTL yang diposisikan di bagian bawah kotak cermin kamera, dan kontrol flash Speedlight TTL.