Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Terus Didemo, Pemerintah Thailand Janji Tetap Lindungi Monarki

Kompas.com - 19/10/2020, 19:05 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Tuntutan utama lainnya dari para pengunjuk rasa yaitu agar rancangan undang-undang yang dirancang ulang oleh militer karena memungkinkan militer memegang kekuasaan politik.

Demokrasi sejati tidak dapat terjadi di Thailand, hingga penguasa yang terdiri dari monarki, elit politik militer, dan golongan orang kaya direformasi.

Peringatan kepada media

Polisi telah memerintahkan Komisi Penyiaran dan Telekomunikasi Nasional Thailand untuk menyelidiki empat media lokal terkait liputan protesnya.

Pemberitahuan yang dikeluarkan polisi pada Jumat menyebut media lokal termasuk Voice TV, The Reporters, dan The Standrard, mengunggah konten yang dianggap menggangu keamanan nasional, perdamaian, dan moral publik di bawah tindakan darurat yang baru.

Apabila liputan diketahui melanggar hukum, maka dapat menghadapi penangguhan operasi dan konten digital dihapus.

Wakil juru bicara kepolisian Kritsana Pattanacharoen mengumumkan pembentukan komite manajemen informasi media yang bertugas menyelidiki semua media dan informasi elektronik yang mempengaruhi keamanan internal.

Baca juga: Semakin Ditekan Demonstran, PM Thailand Panggil Kembali Parlemen

Sementara itu, Klub Koresponden Asing Thailand mengeluarkan pernyataan yang mengatakan keputusan baru tersebut secara samar-samar mendefinisikan kriteria liputan berita, dan menyatakan keprihatinan bahwa jurnalis dapat ditangkap hanya karena melakukan pekerjaannya.

"FCCT mendesak pihak berwenang untuk menghormati peran dan tanggung jawab semua media di Thailand," ujarnya.

Thailand memiliki salah satu undang-undang yang melarang kritik terhadap Raja, Ratu, pewaris, atau bupati.

Hukum membawa hukuman penjara maksimal 15 tahun.

Meniru Hong Kong dan Telegram

Kerumunan selama akhir pekan disemangati oleh bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di Bangkok pada Jumat lalu.

Polisi anti huru hara mendekati pengunjuk rasa di persimpangan Pathumwan dan menembakkan meriam air dengan pewarna biru yang tak terhapuskan untuk membubarkan massa.

Tindakan tersebut membuka babak baru bagi gerakan protes yang dipimpin mahasiswa di Thailand semakin memanas sejak Juli.

Pada akhir pekan, pengunjuk rasa datang dalam jumlah yang lebih besar, di mana pihak berwenang gagal mencegah kerumunan orang berkumpul dengan menutup sistem kereta layang di kota dan bagian-bagian kereta bawah tanah.

Baca juga: Demo Thailand Mirip Demo Hong Kong, Ini 5 Kesamaannya

Para demonstran menggunakan taktik diam-diam yang terinspirasi oleh protes Hong Kong 2019 untuk menghindari pihak berwenang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Tren
7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com