Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 46 Tahun, Pantai "Kota Hantu" di Siprus Dibuka Kembali untuk Umum

Kompas.com - 11/10/2020, 17:47 WIB
Mela Arnani,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Turki Siprus Utara membuka kembali sebagian pantai di wilayah Varosha untuk umum, setelah 46 tahun lamanya ditutup.

Dilansir CNN Internasional, Kementerian Pertahanan Turki mengumumkan pembukaan daerah ini untuk umum dengan mengunggah foto pengunjung ke Twitter pada Kamis (8/10/2020).

Pembukaan pantai yang dilakukan tersebut pun memicu kecaman internasional.

Pada 1974, Siprus terbagi menjadi dua, ketika kudeta yang didukung pemerintah Yunani, disambut dengan invasi militer Turki.

Peristiwa itu membagi Siprus menjadi dua, Turki-Siprus Utara dan Yunani-Siprus Selatan.

Selama bertahun-tahun, Varosha menjadi tanah tak bertuan antara utara dan selatan.

Daerah yang pernah menarik wisatawan dari seluruh dunia itu pun dilarang untuk umum. Varosha memiliki lebih dari 12.000 kamar hotel dan rumah bagi 25.000 penduduk.

Pada Agustus 2020, pihak Turki Siprus Utara mengisyaratkan rencana membuka Varosha untuk umum.

Baca juga: Siprus Mengutuk Latihan Militer Turki, Mediterania Timur Makin Tegang

Perdana Menteri Republik Turki Siprus Utara Ersin Tatar mengatakan Pantai Maras di Varosha yang dulunya seperti kota hantu, telah hidup kembali.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun memberikan dukungan atas pembukaan tersebut.

"Adalah otoritas Siprus Turki yang memilki hak untuk berbicara di sini. Jadi berdasarkan kebenaran ini, kami sepenuhnya mendukung keputusan membuka Pantai Maras yang indah untuk digunakan," ujar Endorgan.

Akan tetapi, Pemerintah Republik Siprus memprotes tindakan Turki yang dinilai provokatif dan ilegal tersebut kepada Dewan Keamanan PBB dan Uni Eropa.

Mereka menilai pembukaan pantai di Varosha sebagai tindakan yang melanggar hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis, menjelaskan keputusan Turki memperpanjang izin masuk ke Varosha merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

Baca juga: Erdogan Dituding Ingin Dirikan Kerajaan Turki Lewat Bantuan ke Azerbaijan

Sementara dikabarkan AP, ratusan orang yang dikawal polisi Turki Siprus Utara berjalan menuju ke pantai di Varosha.

Di kedua sisi jalan, terdapat pita polisi untuk mencegah pejalan kaki tersesat ke dalam bangunan tanpa jendela dan telah berkarat.

Bagi sebagian orang, ini merupakan momentum yang membahagiakan dan bersejarah.

Namun, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyatakan keprihatinan atas pembukaan Varosha secara sepihak tersebut.

Sebab, tindakan tersebut dinilai dapat meningkatkan ketegangan dan merusak upaya baru untuk memulai kembali pembicaraan terkait ini.

Baca juga: NATO Minta Turki Pakai Pengaruhnya Redakan Perang Azerbaijan-Armenia

Kini, terkait dengan protes pembukaan sebagian wilayah Varosha dari pemerintah Republik Siprus, Dewan Keamanan PBB akan mengadakan rapat tertutup.

Kendati begitu, pejabat Turki Siprus Utara dan Turki mengklaim pembukaan Varosha untuk keuntungan semua orang.

Mereka mengatakan hak-hak pemilik properti Yunani Siprus Selatan tidak terpengaruh, karena saat ini hanya pantai yang dibuka.

“Akan berguna untuk mengambil langkah-langkah yang menguntungkan semua, yang menghormati hak milik pribadi, tanpa melanggar keputusan PBB,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com