ANKARA, KOMPAS.com - Pimpinan NATO pada Senin (5/10/2020) berharap Turki yang merupakan sekutu kunci Azerbaijan, menggunakan pengaruhnya untuk menenangkan konflik di wilayah separatis Armenia di Nagorno-Karabakh.
Komentar Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg di Ankara datang ketika pertempuran antara pasukan separatis Azerbaijan dan Armenia memasuki minggu kedua dengan sedikitnya 260 orang tewas.
"Kami sangat khawatir dengan meningkatnya pertempuran. Semua pihak harus menghentikan pertempuran dan menemukan jalan ke depan menuju resolusi damai," kata Stoltenberg setelah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
Baca juga: Juara Angkat Besi Armenia Ini Tewas dalam Perang Melawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh
"Dan saya berharap Turki menggunakan pengaruhnya yang cukup besar untuk meredakan ketegangan," lanjutnya dikutip dari AFP.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mendesak sesama Muslim Azerbaijan untuk melanjutkan tindakannya sampai merebut kembali kawasan yang hilang dalam perang awal 1990-an yang merenggut 30.000 nyawa ketika Uni Soviet kolaps.
Cavusoglu mengatakan, NATO harus mendekati eskalasi itu "dengan cara yang seimbang".
Baca juga: Serang Warga Sipil Azerbaijan, Armenia Dikecam 2 Partai di Turki
"Setiap orang, terutama NATO, harus meminta Armenia mundur," ujar Cavusoglu.
Nagorno-Karabakh dipandang sebagai bagian dari Azerbaijan oleh PBB dan tidak pernah diakui sebagai negara merdeka oleh Armenia.
Akan tetapi Yerevan mendukung penuh wilayah itu dan secara historis memiliki hubungan yang tidak akur dengan Azerbaijan.
Baca juga: Perang Azerbaijan-Armenia, Kemenlu Sebut WNI di Sana Aman
Kunjungan Stoltenberg ke Turki terjadi dalam periode ketegangan baru dengan negara-negara anggotanya yang vital.
Turki menyumbang salah satu kekuatan terbesar untuk aliansi militer Barat, dan memainkan peran penting di Libya serta Timur Tengah.
Namun perburuan gas alam oleh Turki di perairan Mediterania timur telah memicu konflik dengan sesama anggota NATO, Yunani.
Baca juga: Desak Gencatan Senjata, Ini Tuntutan Presiden Azerbaijan ke Armenia
Konflik mulai mereda ketika keduanya bulan lalu sepakat melanjutkan negosiasi langsung untuk pertama kalinya sejak 2016. Belum ada tanggal untuk pembicaraan Istanbul yang telah diumumkan.
Turki juga menarik kembali kapal pengeboran dari perairan yang diperebutkan di sekitar Siprus, setelah Uni Eropa pada Jumat (2/10/2020) mengancam akan memberi sanksi ke Ankara.
Uni Eropa mengatakan, kembalinya kapal Yavuz ke pelabuhan Turki pada Senin "merupakan langkah sambutan lain menuju de-eskalasi di Mediterania timur."
Baca juga: Perang Makin Memanas, Azerbaijan Janji Tak Akan Berhenti hingga Armenia Mundur
Kementerian Energi Turki mengatakan, kapal itu sedang menjalani perawatan dan pengisian bahan bakar sebagai persiapan untuk "kegiatan pengeboran di lokasi baru".
Sementara itu Stoltenberg menyambut baik kesepakatan oleh Athena dan Ankara pekan lalu, untuk menyiapkan hotline militer guna mencegah bentrokan yang tidak disengaja.
"Mekanisme de-konflik dapat membantu menciptakan ruang untuk upaya diplomatik," ujar pimpinan NATO tersebut.
Stoltenberg dijadwalkan bertemu Erdogan di Ankara Senin malam (5/10/2020) dan melakukan perjalanan ke Athena keesokan harinya untuk berbicara dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis.
Baca juga: Turki: Genjatan Senjata Perang Armenia-Azerbaijan adalah Seruan Dangkal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.