Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian Global Akibat Covid-19 Tembus 800.000

Kompas.com - 23/08/2020, 12:48 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Jumlah kematian akibat virus corona di dunia melampaui 800.000 orang.

 

Menurut perhitungan Reuters, Minggu (23/8/2020), yang didasarkan pada data dua pekan terakhir, hampir 5.900 orang meninggal dunia setiap 24 jam akibat virus corona.

Angka itu setara dengan 246 orang meninggal akibat Covid-19 per jam, atau satu orang meninggal setiap 15 detik.

Amerika Serikat (AS), Brazil, dan India, menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia dan menyumbang penambahan kasus kematian terbanyak.

Reuters menghitung, tingkat kematian di AS dan Brazil sebesar 3 persen.

Sedangkan, tingkat kematian di India relatif rendah, yaitu 1,9 persen dibandingkan rata-rata dunia sebesar 3,5 persen.

Baca juga: Studi: Urutan Gejala Covid-19, Dimulai dari Demam

Berdasakan data Worldometers, Minggu (23/8/2020), angka kematian global akibat Covid-19 ada sebanyak 808.703 kasus.

AS yang berada di peringkat pertama penyebaran virus corona mencatatkan ada 5.841.428 kasus positif. 

Dari jumlah tersebut, ada sebanyak 180.174 orang meninggal dan 3.148.080 lainnya sembuh.

Peringkat kedua, Brazil mencatatkan ada 3.582.698 pasien positif Covid-19, dengan jumlah kematian 114.277 orang dan 2.709.638 lainnya sembuh.

Kemudian, peringkat ketiga ditempati India dengan 3.044.940 kasus virus corona. 

Angka kematian akibat Covid-19 di India ada sebanyak 56.846 kasus. Sedangkan kesembuhan mencapai 2.280.566 kasus.

Baca juga: FSGI Catat Ratusan Guru Terkena Corona, 42 Orang di Antaranya Meninggal

Berakhir 2 tahun

Sebelumnya, Diretur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, berharap pandemi virus corona akan berakhir dalam waktu kurang dari dua tahun.

Perkiraan itu mengacu pada kasus flu Spanyol pada 1918 membutuhkan waktu dua tahun untuk bisa diatasi.

Akan tetapi, dengan kemajuan teknologi saat ini, ia menyakini dunia mengatasi virus corona dalam waktu yang lebih singkat.

"Tentunya dengan lebih banyak konektivitas, virus memiliki peluang lebih besar untuk menyebar," kata Tedros seperti dilansir dari BBC, Sabtu (22/8/2020).

"Tetapi pada saat yang sama, kami juga memiliki teknologi untuk menghentikannya, dan pengetahuan untuk menghentikannya," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com