KOMPAS.com – Pengembang vaksin virus corona Rusia mengklaim, vaksin yang diciptakannya akan mampu memberikan kekebalan tubuh seseorang terhadap virus penyebab Covid-19 setidaknya hingga dua tahun.
Hal tersebut disampaikan oleh Alexander Gintsburg, Direktur Pusat Penelitian Nasional Gamaleya untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi Kementerian Kesehatan Rusia.
"Masa efektif vaksin, sifat protektifnya tidak akan bertahan dalam jangka pendek, setengah tahun sampai satu tahun. Tapi paling sedikit dua tahun," kata Alexander, dikutip dari Newsweek, Jumat (14/8/2020).
Alexander menyampaikan hal ini setelah Pakar Penyakit Menular AS, Anthony Fauci, meragukan vaksin buatan Rusia akan siap digunakan secara luas.
Pernyataan itu dilontarkan Fauci setelah pada Selasa (11/8/2020), Presiden Vladimir Putin mengumumkan Rusia telah menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan vaksin untuk melawan virus corona.
Klaim waktu kemampuan vaksin yang mampu melindungi selama dua tahun muncul saat para ahli masih memperdebatkan mengenai waktu kekebalan berapa lama virus corona bisa bertahan berapa lama.n.
Virus baru muncul sekitar akhir tahun 2019, sehingga hingga hari ini belum diketahui dengan pasti sampai kapan sebenarnya respons imun yang terbentuk akan bertahan.
Baca juga: Vaksin Virus Corona dari Rusia Sputnik V, Bagaimana Cara Kerjanya?
Vaksin virus corona dari Rusia yang diberi nama Sputnik V ini menarik perhatian publik.
Nama Sputnik V merujuk pada nama satelit Soviet pertama yang diluncurkan ke orbit.
Di tengah pandemi virus corona, berbagai negara tengah mengupayakan untuk pengembangan vaksin mengatasi virus corona.
Sebagai negara yang tengah mengembangkan vaksin, AS juga telah menggelontorkan miliaran dollar AS untuk upaya percepatan pengobatan dan pengembangan vaksin agar dapat tersedia pada akhir tahun atau awal 2021.
Hal ini seolah mengingatkan kembali pada publik ketika terjadi kompetisi ruang angkasa yang terjadi pada masa perang dingin dahulu.
Kepada National Geographic, Kamis (13/8/2020), Anthoni Fauci mengatakan, ia berharap Rusia membuktikan vaksin yang mereka kembangkan aman dan efektif.
Akan tetapi, ia ragu Rusia telah melakukan hal itu.