Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Sebut Fetish Tak Bisa Sembuh tapi Bisa Dikontrol, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 02/08/2020, 18:36 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fetish baru-baru ini menjadi bahan perbincangan masyarakat semenjak mencuatnya kasus Gilang, mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri Surabaya yang diduga melakukan pelecehan seksual.

Fetish merupakan kondisi di mana seorang individu merasa terangsang dengan bagian tubuh atau benda-benda nonseksual.

Gilang diduga memiliki fetish terhadap sesuatu yang terbungkus dengan kain jarit.

Baca juga: Viral Utas soal Predator Fetish Kain Jarik, Ini Tanggapan Unair

Namun pemuasan hasratnya itu dilakukan dengan cara yang salah, yakni diduga menipu 'mangsanya' menggunakan kedok penelitian di kampus.

Itulah yang membuat kasus Gilang mencuat dan menjadi perbincangan publik.

Selain kasus tersebut, masih banyak fetish lainnya yang dimiliki oleh orang-orang dengan objek yang berbeda-beda.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Fetish dan Bagaimana Bisa Muncul?

Lantas apakah fetish dapat disembuhkan?

Berdasarkan penjelasan seksolog klinis Zoya Amirin, ternyata fetish termasuk penyimpangan seksual yang tidak bisa disembuhkan.

"Sebenarnya mereka (pemilik fetish) semua relatif enggak bisa sembuh meskipun dikasih kastrasi chemical, tetap saja tidak semudah itu untuk menghilangkan (fetish). Tapi dia tetap bisa kontrol," kata Zoya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/8/2020).

Kendati tidak bisa disembuhkan, keberadaan fetish pada diri seseorang dapat dikontrol dan dilatih orang tersebut bisa menyampaikan atau mengekspresikan hasratnya dengan cara yang bisa diterima.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Pembunuhan Pelajar SMA, Mengapa Seseorang Bisa Berperilaku Seks Menyimpang?

Misalnya dengan meminta izin terlebih dahulu, dilakukan dengan relasi yang baik seperti pasangan yang memang rela atau bersedia, meminta tanpa memaksa, dan tidak membuat orang lain merasa terintimidasi.

Cara melatihnya memang cukup kompleks dan berkelanjutan, tidak bisa instan.

"Mereka itu harus memiliki rehabilitasi psikoseksual, jadi dia mesti direhab, diberikan bukan hanya konseling, harus ada terapinya, harus ada edukasinya, sehingga dia tidak melakukan lagi," jelas Zoya.

Baca juga: Berita Seks dan Video Porno Banyak Dibaca, Mengapa Orang Tertarik?

Kalau pun seseorang kembali memenuhi fetish-nya, menurutnya bisa dilakukan dengan cara yang tidak melibatkan paksaan dan intimidasi kepada benda, orang, atau hal yang menjadi objeknya.

"(Kalaupun melakukan lagi) Tanpa pemaksaan, kan itu harus ada skill-nya," sebut dia.

Jika fetish dipenuhi dengan cara yang tidak baik, maka hal itu bisa menjadi perbuatan kriminal dan termasuk pelecehan seksual.

Zoya mengibaratkan fetish ini seperti penyakit diabetes, karena pengobatannya harus tetap berjalan namun penyakit itu tetap ada.

"Jadi kayak sakit diabetes, orang kan bisa hidup (dengan) diabetes tapi tetap hidup sehat, tapi dia memang tetap harus minum obat terus," kata Zoya.

Baca juga: 8 Makanan yang Baik untuk Penderita Diabetes

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: 5 Tanda Seseorang Alami Kecanduan Seks

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com