Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Masih di Rumah Saja, Perhatikan Hal-hal Ini Para Orangtua...

Kompas.com - 13/07/2020, 05:45 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Contoh saja, anak mulai bosan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), guru harus menciptakan agar PJJ menjadi lebih baik, lebih menarik," kata Romy.

Membangun life skill ini perlu peran orangtua dan anak. Caranya, anak diperkenalkan dengan target/pencapaian.

Harapannya, dalam proses belajar, anak tidak akan merasa bosan karena berhasil mencapai target-target yang telah ditentukan.

Baca juga: 4 Daerah di Sumbar Buka Sekolah 13 Juli, Ombudsman: Jangan Sampai Jadi Klaster Baru...

Guru harus aktif

Menurut Romy, yang juga mengelola Taman Kreativitas Anak Indonesia, sekolah dari tingkat taman bermain, TK, dan SD, saat tahun ajaran baru, guru harus aktif melakukan pendekatan kepada anak.

"Kalau saya memberi contoh di sekolah saya, guru sebelum masuk ke tahun ajaran baru ini sudah coba mencari tahu tentang murid masing-masing yang akan ada di kelasnya. Kemudian, melakukan hubungan dengan cara seperti di-video call," kata Romy.

Dengan demikian, guru sudah mengenal muridnya terlebih dahulu sehingga anak tidak merasa sungkan dan asing dengan gurunya.

Cara lainnya, melakukan sesi perkenalan saat ajaran baru dimulai. Siswa diminta saling berkenalan dengan teman-temannya, agar mereka tidak merasa asing saat di kelas.

Mengingat pembelajaran daring sudah dilakukan selama beberapa bulan ini, ada tantangan rasa bosan yang akan dihadapi anak. 

"Kalau anak diberi proyek-proyek kecil, misal tantangan untuk membuat sesuatu dari kardus bekas atau apa, itu jadi membuat anak tidak merasa bosan. Kalau untuk pergi ke sekolah, untuk ketemu temannya kan tidak memungkinkan. Jadi guru bisa mengarahkan untuk saling bertanya tentang keadaan anak. Agar mereka ingat 'Oh ini teman saya begini, teman saya begitu', itu akan mempererat hubungan mereka sesama teman," kata Romy.

Baca juga: Webinar Pengenalan Lingkungan Sekolah Secara Virtual oleh Kemendikbud

Selain itu, guru juga bisa berkreasi dengan sarana mengajar mereka.

Selama ini, jika menggunakan aplikasi seperti Google Meet, Hangout, atau Zoom, yang tampak hanya wajah dan sebagian tubuh guru.

Romy menyarankan bahwa guru bisa menggunakan kamera yang lebih luas, atau mengatur penempatan kamera.

Dengan demikian, guru bisa mengajar dengan aktif bergerak atau bahkan menggunakan alat peraga, hal ini akan membuat anak tidak terlalu merasa jenuh.

Disiplin anak harus tetap dijaga

Bersekolah dari rumah bukan berarti bisa bebas dan tidak menerapkan kedisiplinan.

Orangtua harus tetap mengarahkan anak agar kegiatan rutin yang biasa dilakukan saat kondisi normal tetap dijaga. 

"Misalnya bangun pagi. Jangan kemudian karena di rumah bangunnya jadi siang. Kemudian, apa yang harus dilakukan pada pagi hari itu harus dikerjakan. Sehingga pada waktu kegiatan di rumah berjalan, tidak ada perubahan yang drastis dan anak tetap disiplin," kata Romy.

Hal tersebut juga berlaku bagi orangtua yang bekerja dari rumah. Sebaiknya ada pembagian jadwal antara waktu mendampingi anaknya sekolah, juga saat bekerja. 

"Orangtua juga disiplin. Jadi pada waktu dia bekerja, bilang sama anaknya dulu bahwa 'Ayah atau Ibu kerja dulu ya, kakak atau adik bisa main' sehingga tidak akan mengganggu ayah dan bundanya yang sedang bekerja," kata Romy.

Baca juga: Menghadirkan Satgas Selamat Sekolah di Tahun Ajaran Baru Besok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com