KOMPAS.com - Laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (9/7/2020) menunjukkan bahwa virus corona dapat menyebar melalui udara.
Pernyataan tersebut didasari bukti bahwa inti tetesan (aerosol) yang keluar ketika menguap, bernapas, dan berbicara mengandung RNA SARS-CoV-2.
Tak hanya itu, aerosol juga dapat bertahan di udara dalam jangka waktu tertentu dan dapat menginfeksi orang lain.
Kemungkinan penyebaran Covid-19 melalui udara ini telah muncul sejak beberapa bulan yang lalu.
Baca juga: Kajian Terbaru WHO: Bukti-bukti yang Menunjukkan Transmisi Virus Corona Melalui Udara
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, 21 Februari 2020, Otoritas Tertinggi Kesehatan China secara resmi mengumumkan bahwa penyebaran virus corona dimungkinkan melalui aerosol.
Dalam pernyataannya, mereka menyebut adanya paparan pada tingkat konsentrasi tinggi cairan tubuh yang tertutup dengan waktu lama sebagai salah satu rute yang memungkinkan penularan.
Kendati belum diketahui secara jelas, beberapa pakar dan pemerintah lokal meyakini adanya kemungkinan itu.
Bahkan, Pemerintah Shanghai telah memasukkan aerosol sebagai salah satu rute transmisi virus corona.
Pada akhir Maret 2020, WHO secara tegas membantah adanya kemungkinan itu.
Menurut WHO, Covid-19 menular melalui droplet atau percikan yang keluar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.
Droplet tersebut terlalu berat untuk bisa bertahan di udara sehingga akan langsung jatuh ke lantai atau suatu permukaan.
"Kamu bisa saja tertular virus jika berada dalam rentang jarak 1 meter dari penderita Covid-19," demikian WHO, seperti diberitakan Kompas.com, 30 Maret 2020.
Bahkan, dalam pembaruan terbaru virus corona SARS-CoV-2 yang dirilis 29 Juni 2020, WHO mengatakan bahwa penularan virus melalui udara hanya mungkin terjadi dalam prosedur medis yang menghasilkan aerosol atau tetesan yang lebih kecil dari 5 mikron.
Baca juga: Update Proses Penularan Virus Corona dan Cara Pencegahannya dari WHO
Dalam surat terbukanya kepada WHO, para pakar menyebut bahwa partikel yang lebih kecil dan ada di udara dapat menginfeksi manusia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.