Tingkat antibodi penawar yang muncul adalah 1,8-2,8 kali meningkat pada pasien yang pulih.
Meski demikian, belum diketahui pasti bahwa tingkat antibodi yang lebih tinggi akan menyebabkan kekebalan terhadap virus.
Oleh karena itu, Pfizer perlu melakukan penelitian besar yang bertujuan membuktikan bahwa orang yang telah menerima vaksin setidaknya 50 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi kembali.
Studi ini diharapkan akan dimulai pada musim panas di sebagian besar di Amerika Serikat.
Sebanyak empat versi vaksin yang berbeda digunakan untuk ujicoba, nantinya hanya satu yang akan maju ke studi yang lebih besar.
Baca juga: Uji Coba Vaksin Virus Corona Ini Menunjukkan Perkembangan Positif
Vaksin virus corona di China akan diujikan terhadap militer China.
Vaksin tersebut dikembangkan oleh unit penelitian dan perusahaan biotek militer China, CanSino Biologics.
Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (29/6/2020), data dari uji klinis menunjukkan vaksin militer China ini memiliki pofil keamanan yang baik dan berpotensi mencegah penyakit akibat virus corona jenis baru.
Saat ini, Komisi Pusat Militer China telah menyetujui penggunaan vaksin selama 1 tahun.
Akan tetapi, belum diketahui berapa banyak vaksin yang akan disuntikan ke personel militer China.
Baca juga: Uji Coba Vaksin Virus Corona Ini Menunjukkan Perkembangan Positif
Sebanyak 300 orang akan diuji coba dengan vaksin dalam sebuah uji coba yang dipimpin oleh Profesor Robin Shattock dan rekannya di Imperial college London.
Uji coba dilakukan setelah tes pada hewan menunjukkan vaksin aman dan memicu respons imun yang efektif.
Adapun para ahli dari Universitas Oxford telah mulai melakukan uji coba kepada manusia.
Percobaan lanjutan dengan jumlah lebih besar akan dilakukan pada Oktober 2020 dengan melibatkan 6.000 orang.
Baca juga: Peneliti Oxford: Obat HIV Tak Efektif untuk Mengobati Corona Covid-19
India juga tak ketinggalan berjuang untuk menemukan vaksin.