Saat disinggung terkait penyebaran flu babi dari hewan ke manusia, Bayu menjelaskan flu babi bisa menular lewat cairan.
Saat hewan terinfeksi pilek, keluar cairan dari hidung.
Penularannya bisa secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung adalah dengan kontak langsung dengan hewan terinfeksi.
"Sementara itu secara tidak langsung, misalnya cairan tersebut menempel di benda-benda sekitar tempat hidup babi, lalu manusia menyentuhnya," katanya lagi.
Bayu menambahkan gejalanya jika sudah tertular mirip seperti flu biasa. Gejala tersebut adalah batuk pilek, nyeri tenggorokan, demam, dan sakit kepala.
Baca juga: Alasan Singapura Tak Rekomendasikan Dexamethasone sebagai Obat Covid-19
Terkait dengan obat, menurutnya sudah ada untuk H1N1, namun untuk varian baru mungkin bisa jadi berbeda.
"Flu babi bukan hal baru. Tapi sudah ada sejak 2009," jelas dia.
Bayu mengatakan di beberapa tempat yang ada peternakan babi cukup besar biasanya ada peningkatan kasus, tapi seasonal atau musiman. Salah satu contohnya di Taiwan.
"Tapi di tempat yang belum pernah ada kasus biasanya tidak akan muncul tiba-tiba. Hal itu karena mobilitas babi terbatas," imbuh dia.
Baca juga: Mengenal Obat Flu Avigan yang Diklaim Efektif Lawan Virus Corona