Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Virus Corona, UGM Adakan KKN Daring, seperti Apa Pelaksanaannya?

Kompas.com - 30/06/2020, 09:45 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Daring bagi mahasiswanya karena situasi pandemi virus corona.

Kegiatan ini diselenggarakan berdasarkan Keputusan Rektor UGM No. 96/UN1.P/KPT/HUKOR/2020 tentang Penyelenggaraan KKN-PPM UGM 2020.

Tidak seperti KKN pada umumnya di mana mahasiswa turun langsung ke lapangan dalam kegiatan KKN, kali ini mahasiswa menjalankan kegiatan KKN-nya secara daring atau online dari lokasi masing-masing.

"Jadi KKN Daring itu mahasiswa melakukan KKN dari tempat dan lokasi masing-masing. Hal ini tentu saja dikarenakan pandemi yang sedang kita hadapi," ujar Kabag Humas dan Protokol UGM Iva Ariani saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/6/2020).

Tujuan utama dari pelaksanaan KKN Daring di saat pandemi Covid-19 adalah untuk melindungi masyarakat dan pihak yang terlibat dalam pelaksanaan KKN, baik mahasiswa, dosen pembimbing, koordinator wilayah, dan masyarakat di lokasi KKN.

"Pada prinsipnya, kita menjaga agar mahasiswa maupun masyarakat tetap sehat dan konsen ke pengurangan jumlah penderita Covid-19. Makanya, kali ini tidak ada penerjunan langsung ke lokasi," kata Iva.

Baca juga: Nadiem Berharap Mahasiswa KKN Bimbing Siswa SD Belajar dari Rumah

KKN Daring, bagaimana pelaksanaannya?

Meskipun berbeda dari KKN yang pernah ada, KKN Daring tetap dilakukan secara berkelompok, dalam jangka waktu kurang lebih hampir 2 bulan.

Untuk periode ini, KKN Daring dilaksanakan pada 29 Juni-18 Agustus 2020.

Pelaksanaan KKN di tengah pandemi ini dilaksanakan agar tidak menghambat proses akademik mahasiswa.

KKN yang menjadi mata kuliah wajib di UGM dapat tetap terlaksana meski dengan cara yang berbeda.

KKN Daring juga mengharuskan mahasiswa menghasilkan suatu produk bagi masyarakat di lokasi pengabdian.

"KKN Daring nanti output-nya macam-macam, sesuai kebutuhan daerah. Misalnya video pembelajaran untuk sosialisasi ke masyarakat, dokumen perencanaan, dan lain-lain," jelas Iva.

Dalam salah satu contoh laporan hasil KKN Daring yang ada di laman resmi UGM, program yang dijalankan antara lain distribusi bantuan alat pelindung diri mulai dari masker, hand sanitizer, dan sebagainya.

Mahasiswa juga ada yang menginisiasi produksi mandiri face shield dengan alat cetak 3D.

Selain itu, mahasiswa juga membuat poster-poster edukasi yang diberikan kepada masyarakat dan ditempel di tempat-tempat umum.

Baca juga: Mengintip Program KKN UNS di Tengah Pandemi Corona...

Pada Selasa (29/6/2020), UGM melepaskan 4.504 mahasiswa yang akan disebar ke 178 lokasi di 27 provinsi di seluruh Indonesia untuk KKN Daring Periode 2 Tahun 2020.

Acara pelepasan yang juga diselenggarakan secara daring itu dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Pihak Universitas memberikan pilihan bagi mahasiswa untuk memilih KKN di periode lain atau selanjutnya jika tidak ingin mengikuti KKN Daring.

Baca juga: Jalani KKN, 330 Mahasiswa Kedokteran Unand Jadi Relawan Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com