Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman, Negara dengan Masyarakat Paling Taat Aturan

Kompas.com - 22/06/2020, 20:03 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama berabad-abad lamanya, Jerman dikenal sebagai negara yang memiliki banyak aturan. Aturan-aturan tersebut sangat ditaati oleh masyarakat yang tinggal di wilayahnya.

Misalnya, dalam kereta cepat gerbong khusus yang mensyaratkan penumpangnya untuk diam dan tidak gaduh, gerbong itu disebut sebagai Ruhebereich.

Semua orang yang ada di sana benar-benar menaatinya, dan sesekali ada yang terdengar mengobrol, maka penumpang lain akan memperingatkannya untuk menaati aturan yang berlaku.

Hal ini hanya salah satu contoh betapa taatnya orang Jerman terhadap aturan.

Ketaatan ini yang membedakan masyarakat Jerman dengan masyarakat di negara-negara lainnya.

Ketika sebuah aturan yang ada dan mereka harap semua orang sudah memahaminya, ternyata dilanggar, orang Jerman tidak akan sungkan untuk memberikan teguran dan mengingatkan pelanggar untuk menghargai aturan yang mereka jalankan.

Dikutip dari BBC, 1 Juni 2020, orang Jerman memang sangat menyenangi ketertiban atau Ordnung. Tidak hanya menyenangi, mereka pun selalu berupaya agar ketertiban itu selalu terjaga dan lestari di masyarakat.

Baca juga: 1.000 Orang Pekerja Rumah Potong Hewan di Jerman Positif Covid-19, 6.500 Orang Dikarantina

Pisahkan botol coklat dan bening

Ada salah satu pepatah terkenal yang ada di negara beribu kota Berlin ini: Ordnung muss sein atau yang berarti "pasti ada keteraturan". Pepatah ini sudah mengakar kuat dalam budaya masyarakat Jerman dan membentuk citra Jerman di mata dunia sebagai negara dengan masyarakat yang tertib.

Salah satu aturan yang mungkin tidak ada di negara lain, masyarakat Jerman ketika akan mendaur ulang botol harus memisahkannya antara yang berwarna coklat dan bening.

Aturan lain, semua orang harus tenang setelah jam 10 malam, harus selalu menunggu lampu merah berubah hijau sekali pun tidak ada kendaraan atau orang yang melintas.

Dan apabila Anda ingin mengurus suatu hal di negara ini, Anda harus mencetak dan mengisi formulir yang sesuai, kemudian membuat janji, mengambil nomor antrean, dan menunggu untuk dipanggil.

Saat dipanggil, Anda akan diketahui apakah dalam prosesnya melewatkan satu dua tahapan atau prosedur yang seharusnya dilakukan, atau tidak.

Secara umum, Ordnung muss sein memang mendasari kepribadian orang Jerman dalam menjalani perannya sebagai seorang pribadi maupun anggota masyarakat.

Namun, benar kah benarkah itu bukan hanya sekedar stereotip? Benarkah orang-orang Jerman benar-benar teratur?

Baca juga: Menlu Jerman Desak India dan China Deeskalasi Militer di Perbatasan

Ketertiban harus ada di antara orang-orang

Reformator Jerman Martin Luther pernah menulis dalam bukunya "ordnung muss sein unter den Leuten" atau ketertiban harus ada di antara orang-orang.

Namun, Direktur Departemen Sejarah Modern dari Stuttgart University, Dr. Wolfram Pyta berpendapat tulisan Luther memiliki arah yang berbeda dengan ordnung muss sein yang diacu masyarakat.

Masyarakat Jerman selama ini tertib dalam hidup bermasyarakat dan kehidupan pribadi. Sementara Luther menyeru untuk patuh terhadap negara, pada otoritas.

Pakar budaya Jerman, Christina Rottgers menyebut masyarakat Jerman menganggap peraturan sebagai nilai dan suatu upaya untuk memenuhi kewajiban, ketepatan waktu, kerja keras, dan kejujuran.

Uniknya, meski hidup dengan menjunjung begitu banyak aturan, Rottgers menyebut aturan-aturan itu sudah terinternalisasi di dalam benak masing-masing orang sehingga tidak perlu berisik membahasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Bangunan RS Cikini, Tiruan Kastil Jerman Peninggalan Sang Pelukis Raden Saleh

Semua orang sudah paham, mereka ada di mana, aturan apa yang berlaku di tempat itu, dan mereka akan bertindak sesuai.

Seorang konsultan kepribadian Verena Netscher setuju dengan apa yang disebutkan Rottgers. Ia menambahkan keteraturan yang telah terinternalisasi ini bukanlah sesuatu yang sulit bagi mereka dan membutuhkan usaha ekstra.

Mereka tidak pernah menempatkannya sebagai sebuah tujuan yang harus dicapai, tapi ketertiban itu memang sudah ada dalam setiap laku mereka dalam menjalani hidup.

Meski sudah berjalan dan mengalir dalam nafas masyarakatnya, Jerman tetap memiliki pasukan polisi khusus yang disebut Ordnungsamt untuk memastikan tidak ada masyarakat yang melanggar aturan.

Misalnya memainkan musik keras di waktu malam yang seharusnya tenang, memarkirkan kendaraan di tempat yang bukan seharusnya, anjing menggongong terlalu lama, dan sebagainya.

Jika diketahui melanggar, maka seseorang akan dikenai sanksi ringan atau disebut Ordnungswidrigkeit.

Baca juga: Kisah Sukses Kuliah dan Bekerja di Jerman-Perancis dari Alumni ITS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com