Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penipuan CPNS Mencatut Bupati Tegal, Ini Penjelasan BKN

Kompas.com - 20/06/2020, 15:32 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Humas Pemerintah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, mengunggah utas di media sosial Twitter yang menyebutkan penipuan seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Akun @HumasTegalKab mengungkapkan modus penipuan yang terjadi pada 15 Juni 2020 tersebut.

Kali ini, penipuan tersebut mengatasnamakan Bupati Tegal Ummi Azizah dengan membuat akun palsu di Facebook.

Melalui akun itu, pelaku menawarkan formasi CPNS yang tidak ada peminatnya kepada orang-orang yang berteman dengannya.

Pelaku kemudian meminta korban untuk mengirimkan sejumlah syarat seperti foto KTP dan Kartu Keluarga melalui WhatsApp.

Tak hanya itu, pelaku juga meminta uang sebesar Rp 5 juta dengan dalih untuk pengurusan SK CPNS di Badan Kepegawaian Nasional (BKN).

Baca juga: [HOAKS] Surat Tahapan Pelaksanaan SKB CPNS 2019

Saat dihubungi, Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Hukum, dan Kerja Sama BKN Paryono mengatakan, modus seperti yang diungkapkan Pemkab Tegal baru pertama kali diketahuinya.

Ia menyebutkan, bupati tidak terlibat dalam proses seleksi penerimaan CPNS.

"Bupati tidak ikut dalam proses (seleksi), bupati hanya akan menerbitkan SK Pengangkatan sebagai CPNS jika peserta sudah lolos dan mendapatkan NIP dari BKN yang diusulkan oleh instansi," kata Paryono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (20/6/2020).

Paryono menjelaskan, kemungkinan korban adalah peserta yang tidak lolos tahap Seleksi Kompetensi Dasar (SKD).

Sebab, perserta yang lolos SKD dan berhak melanjutkan ke tahap selanjutnya pasti mengetahui bahwa belum ada tes.

"Ini kemungkinan yang tidak lolos SKB. Kalau yang lolos SKB kan tahu kalau memang belum ada pelaksanaan tes, cuma ditunda pelaksanaannya saja," terang dia.

Baca juga: BKN: Pelaksanaan SKB CPNS 2019 Diperkirakan pada Agustus-September 2020

Menurut dia, modus penipuan CPNS mengatasnamakan bupati jarang terjadi.

Modus penipuan biasanya berupa bantuan menjadi CPNS karena punya orang dalam baik di BKN maupun Kementerian Pendayahgunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).

"Biasanya modusnya bisa membantu memasukkan jadi CPNS, punya orang dalam kalau enggak BKN ya orang Kemenpan. Itu pengakuan para oknum," jelas Paryono.

Oleh karena itu, Paryono mengimbau agar masyarakat waspada dan tidak percaya pada oknum yang menawarkan bantuan menjadi CPNS.

Pasalnya, semua proses penerimaan harus melalui selesi dan dilakukan secara transparan.

Melalui akun Twittter-nya, BKN juga menyebutkan ada pula modus penipuan di mana pelaku berkedok salah satu pejabat di lingkungan BKN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com