Kode Morse mulai digunakan secara luas pada 1844, setelah telegrafnya mendapatkan paten dan berfungsi dengan baik.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Samuel Morse, Penemu Sandi Morse
Penemuan telegraf ini diterima dengan baik di AS. Sementara, orang-orang menginginkan informasi yang lebih cepat dan mudah, mereka memikirkan bagaimana cara penggunaan kode tersebut dibarengi dengan sistem stasiun telegraf yang terpadu.
Tak hanya itu, temuan revolusioner ini juga disambut dengan skeptisme awal, baik resmi maupun tidak resmi.
Ketika Morse akhirnya menerima paten untuk telegraf tersebut, Sultan Ottoman Abdulmecid di Istanbul mengujinya dan memberinya berkah.
Tidak hanya itu, ujian lain juga datang dari orang Inggris bernama Charles Wheatstone dan William Cooke. Mereka memiliki paten pada perangkat keras yang serupa, namun akhirnya Morse memenangkannya dalam jalur hukum.
Baca juga: Kisah Pesan Telegraf Pertama Samuel Morse: Apa yang Tuhan Lakukan?
Perbedaan kode Morse
Saat ini, kode Morse disebut memiliki sedikit perbedaan dari penemuan awal dengan yang digunakan sekarang.
Awalnya, kode Morse yang dikenali sebenarnya merupakan variasi global dari kode asli atau Amerika.
Kode Amerika tidak hanya berisi titik dan garis, tetapi juga spasi dalam lima huruf yakni C, O, R, Y, dan Z. Tak hanya itu, angka 0 sampai 9 juga berbeda.
Adapun kode versi internasional yang dikenal sebagai Kode Morse Internasional Modern, diperkenalkan pada sebuah konferensi di Berlin, Jerman, pada 1851.
Sementara, Kode Amerika tetap digunakan secara luas sampai 1920an, ketika semua orang akhirnya memilih menggunakan versi internasional.
Dalam masa kini, Kode Morse telah digunakan selama lebih dari 175 tahun.
Meski begitu, dalam pengaplikasiannya di dunia modern masih dilakukan, karena hampir semua hal dapat digunakan untuk membuka atau mengirim pesan dari kunci telegraf ke pusat, ke pensil, hingga ujung jari.
Orang dengan keterbatasan gerak mengirim kode dengan gerakan mata atau mengisap dan meniup.