KOMPAS.com – Penyebaran virus corona di dunia, baik dari segi jumlah kasus dan korban jiwa belum menunjukkan adanya tanda-tanda penurunan.
Melansir data dari Worldometers, tercatat ada 8.555.402 kasus di seluruh dunia, dengan jumlah kematian sebanyak 455.200 hingga Jumat (19/6/2020).
Sementara pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 4.503.093 orang.
Baca juga: Rekor 1.331 Kasus Baru Covid-19 di Indonesia, Berikut 4 Faktor Pemicunya...
Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus terbanyak :
Baca juga: Ramai soal Biaya Penanganan Pasien Covid-19 sampai Ratusan Juta, Ini Penjelasannya...
Berikut ini beberapa update seputar virus corona di seluruh dunia:
Melansir Al Jazeera, Jumat (19/6/2020), Inggris akan beralih ke teknologi ciptaan Apple dan Google untuk aplikasi uji dan lacak Covid-19, guna membuang sistem yang ia ciptakan dan tak berfungsi dengan baik pada iPhone Apple.
Program uji dan lacak adalah kunci untuk membuka kembali negara itu tapi malah penuh masalah.
Aplikasi itu sendiri dikembangkan oleh National Health Service (NHS) saat awal bulan yang diharapkan akan diluncurkan secara nasional pada Mei tapi tak terwujud.
Sistem Google-Apple terdesentralisasi akan mendapat manfaat dari pekerjaan yang dilakukan pada aplikasi NHS yang gagal .
Baca juga: Deretan Obat yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Dexamethasone hingga Hidroksiklorokuin
Kota New York akan memulai tahap kedua pembukaan kembali pada Senin (22/6/2020).
Hal itu sebagaimana disampaikan Wali Kota Bill de Blasio.
Terkait dengan pembukaan ini, kantor, ritel, ruang makan di luar ruangan, salon rambut adalah beberapa bisnis yang dibuka kembali.
"Kami telah melihat kemajuan yang konsisten dan sekarang saatnya untuk mengatakan kepada semua orang bersiap-siap untuk fase dua," kata de Blasio pada konferensi pers harian.
Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...