Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Gejala Baru Virus Corona, dari Sulit Berbicara hingga Halusinasi

Kompas.com - 20/05/2020, 08:48 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan mengenai gejala baru virus corona yang muncul yakni kesulitan berbicara dan halusinasi.

Sebelumnya, gejala-gejala umum yang muncul pada orang yang terinfeksi virus corona yakni demam, sesak napas, batuk, flu, dan dapat juga tidak tampak gejala.

Dilansir dari Metro Senin (18/5/2020), saat ini WHO telah menyatakan bahwa kesulitan berbicara dan kurangnya gerakan juga dapat menjadi gejala virus corona.

"Sebagian besar orang yang terinfeksi virus Covid-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus," ujar pakar WHO.

Baca juga: Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...

Kesulitan berbicara

Sementara itu, WHO juga menjelaskan bahwa gejala serius dari terinfeksi virus corona yakni kesulitan bernapas atau sesak napas, nyeri atau tekanan di dada, dan kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa kesulitan dalam berbicara juga bisa menjadi tanda dampak virus corona dan pada kesehatan mental.

Peneliti di Orygen dan La Trobe University di Melbourne melaporkan, beberapa pasien telah mengalami episode psikotik sebagai akibat dari virus corona.

Dr Ellie Brown, penulis utama studi ini, menggambarkan Covid-19 sebagai pengalaman yang membuat stres bagi semua orang, terutama mereka yang memiliki kebutuhan kompleks.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

Menurutnya, menghabiskan waktu yang lama dalam isolasi atau tanpa kontak keluarga dapat memicu tekanan psikososial yang substansial, yang menyebabkan episode psikosis.

Pasien juga dapat mengalami gejala seperti halusinasi, pikiran yang terganggu, atau mendengar suara.

Profesor Richard Gray, peneliti lainnya mengatakan mereka yang mengalami psikosis membutuhkan lebih banyak bantuan dalam menangani pandemi.

"Ini adalah kelompok yang mungkin akan membutuhkan lebih banyak dukungan, dengan isolasi, jarak fisik, mencuci tangan, dan lainnya. Dokter mungkin adalah orang-orang yang perlu berpikir dan bekerja pada hal penanganan pandemi untuk membantu populasi yang rentan ini," ujar Richard.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Halusinasi

Dinkes Kulon Progo menggelar rapid tes massal dalam dua hari pada tanggal 19-20 Mei 2020. Rapid test menyasar pedagang, pengunjung, dan karyawan di 3 pasar besar dan 4 swalayan.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Dinkes Kulon Progo menggelar rapid tes massal dalam dua hari pada tanggal 19-20 Mei 2020. Rapid test menyasar pedagang, pengunjung, dan karyawan di 3 pasar besar dan 4 swalayan.

Di sisi lain, para peneliti juga melaporkan ada sejumlah pasien yang mengalami gejala neurologis.

Dikutip dari The Conversation Jumat (24/4/2020), beberapa penelitian melaporkan bahwa lebih dari sepertiga pasien menunjukkan gejala neurologis.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com