Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Ancam Kirim Militer ke Perbatasan Korsel, Kenapa Korea Terbagi Dua?

Kompas.com - 17/06/2020, 14:32 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketegangan kembali meningkat di semenanjung Korea setelah pihak Korea Utara melancarkan aksi penghancuran kantor penghubung di Kaesong, pada Selasa (16/6/2020).

Kantor yang didirikan pada 2018 itu merupakan simbol rekonsiliasi antar-Korea.

Korea Selatan memperingatkan bahwa pihak mereka akan merespons keras jika Korea Utara terus memperburuk keadaan.

Kantor Keamanan Nasional Korea Selatan (NSC) mengeluarkan peringatan tersebut setelah melakukan rapat darurat pasca-penghancuran kantor penghubung di Kaesong oleh pihak Pyongyang.

"Pemerintah Korsel menyampaikan kekecewaan besar terhadap keputusan sepihak Korea Utara yang meledakkan kantor penghubung," kata Wakil Direktur NSC Kim You Geun dilansir dari Kompas.com.

Baca juga: Korea Utara Ledakkan Kantor Penghubung, Ini Respons Keras Korea Selatan

"Kami peringatkan dengan tegas bahwa kami akan merespons kuat jika Korea Utara memperburuk situasi," tambah dia. 

Di sisi lain, Korea Utara mengancam, mereka akan segera mengerahkan militer hingga ke zona demiliterisasi yang berbatasan dengan Korea Selatan.

Ancaman itu merupakan babak baru ketegangan dua Korea, yang dipicu aktivitas para pembelot Korut menyebarkan selebaran anti-Pyongyang di perbatasan.

Selama akhir pekan, adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, sudah memerintahkan militer mengambil tindakan atas "musuh mereka".

Kedua negara sudah terlibat konflik berkepanjangan selama puluhan tahun. Melansir History, berikut adalah sejarah awal mula Perang Korea dan gencatan senjata yang disepakati oleh kedua negara.

Baca juga: Tolak Berunding, Korea Utara Ancam Tingkatkan Jumlah Pasukan Militer di Zona Demiliterisasi

Kenapa Korea terbagi dua?

Sejak awal abad ke-20, wilayah semenanjung Korea merupakan bagian dari Kekaisaran Jepang.

Setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Soviet harus memutuskan apa yang harus dilakukan dengan wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh musuh mereka.

Pada Agustus 1945, diputuskan bahwa semenanjung Korea dibagi menjadi dua di sepanjang paralel ke-38. Rusia menduduki daerah utara dan Amerika Serikat menduduki daerah di selatannya.

Pada akhir dekade, dua negara baru telah terbentuk di semenanjung.

Di selatan, diktator anti-komunis Syngman Rhee (1875-1965) menikmati dukungan dari pemerintah Amerika, sementara di utara, diktator komunis Kim Il Sung (1912-1994) menikmati dukungan dari Soviet.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com