Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Orang Sekitar Tidak Taat Protokol Kesehatan, Apa yang Harus Dilakukan?

Kompas.com - 29/05/2020, 17:04 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu para tenaga kesehatan (nakes) sempat melancarkan bentuk protes di media sosial yang diikuti dengan tagar #IndonesiaTerserah.

Dalam unggahan-unggahan dengan tagar itu ditemukan banyak nakes berfoto dengan membawa tulisan Indonesia Terserah.

Hal itu tak lama setelah bandara ramai dengan antrean orang yang hendak mudik serta tak memperhatikan jarak sosial.

Baca juga: Jepang Sudah Mulai New Normal, seperti Apa Praktiknya?

Setelah itu masih banyak orang yang tidak menjaga protokol kesehatan, seperti keluar rumah tanpa masker, mudik ke kampung halaman, belanja baju di mal dalam kondisi berkerumun, dan sebagainya.

Banyaknya orang mengabaikan protokol kesehatan, menjadi kekhawatiran masyarakat Indonesia pada umumnya.

Lalu jika Anda sudah taat tapi orang-orang sekitar belum, apa yang sebaiknya dilakukan?

Dosen dan Psikolog di Fakultas Psikologi UGM Sutarimah Ampuni menyarankan Anda untuk bersikap asertif.

"Sebaiknya setiap orang punya asertivitas," katanya pada Kompas.com, Jumat (28/5/2020).

Dia menjelaskan, orang yang asertif yaitu berani mempertahankan atau menyuarakan haknya.

Namun dengan cara yang baik dan meminimalkan konflik dengan lingkungan.

Misalnya, seorang kasir atau pramuniaga berani secara asertif menegur pelanggan yang tidak memakai masker.

Kalimatnya seperti ini contohnya: “Mohon maaf aturan di toko kami setiap pelanggan yang masuk harus memakai masker”.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Menegakkan aturan

Pembeli menggunakan masker saat belanja kebutuhan pokok di supermarket AEON Mal Serpong, Tangerang, Banten, Selasa (26/5/2020). Pemerintah Indonesia bersiap menerapkan tatanan baru (new normal) dalam waktu dekat. Salah satunya dengan mulai membuka pusat perbelanjaan secara bertahap di bulan Juni mendatang.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pembeli menggunakan masker saat belanja kebutuhan pokok di supermarket AEON Mal Serpong, Tangerang, Banten, Selasa (26/5/2020). Pemerintah Indonesia bersiap menerapkan tatanan baru (new normal) dalam waktu dekat. Salah satunya dengan mulai membuka pusat perbelanjaan secara bertahap di bulan Juni mendatang.

Tapi hal itu bisa dilakukan jika sudah ada aturan. Juga, aturannya sudah terpampang jelas di pintu masuk. Jadi di sini kasir/pramuniaga hanya menegakkan aturan saja.

Akan tetapi jika Anda melihat orang-orang tidak taat protokol di tempat umum, seperti di jalan, pasar, atau tempat umum lain berbeda perlakuannya.

Dia mengatakan, di tempat umum orang-orang tidak saling mengenal, maka cara untuk asertif tidak selalu dengan menegur.

Hal itu karena kemungkinan menegur justru akan menimbulkan konflik. Cara asertif yang bisa dilakukan dengan menjaga jarak dengan orang lain.

Sutarimah juga menjelaskan, dalam beradaptasi, manusia bisa melakukan 3 hal berikut:

  1. Mengubah lingkungan
  2. Mengubah diri
  3. Kalau dia tidak mungkin atau tidak bisa mengubah lingkungan, maka yang dapat dia lakukan adalah mengubah diri.

Mengubah diri yang dimaksud bisa dengan menghindari/ambil jarak, menyediakan masker cadangan sehingga bisa diberikan pada orang lain yang tidak memakai masker.

Baca juga: 12 Negara Ini Konfirmasi Nol Kasus Covid-19, Mana Saja?

Stres

Ilustrasi stres dan gangguan kecemasantuaindeed Ilustrasi stres dan gangguan kecemasan

Dengan kondisi orang-orang sekitar tidak taat protokol kesehatan sebetulnya tidak perlu sampai stres.

Tapi jika terjadi stres karena hal tersebut, Sutarimah mengatakan Anda perlu menghindari lingkungan tersebut dan lindungi diri sebaik mungkin.

Sementara itu jika terjadi pada para nakes, dia menyarankan para nakes tetap fokus saja pada perawatan yang mereka lakukan. Jadi tidak perlu memusingkan kondisi di luar.

Hal yang bisa dilakukan antara lain:

  • menyampaikan rekomendasi formal melalui organisasi profesi
  • terjun langsung membuat himbauan-himbauan melalui medsos
  • melakukan kampanye tidak resmi ke orang-orang di sekitar, seperti pasien, keluarga, komunitas.

"Nakes menurut saya adalah significant persons yang dipercaya masyarakat awam, jadi menurut saya posisi mereka sangat strategis untuk memberi propaganda dan teladan mengenai protokol kesehatan ini," pungkasnya.

Baca juga: Indonesia Terserah, Kebijakan Plin-plan, dan Pembiaran Negara...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com