Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Sudah Mulai New Normal, seperti Apa Praktiknya?

Kompas.com - 29/05/2020, 08:55 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jepang dikabarkan telah melewati keadaan darurat virus corona atau Covid-19.

Dilansir Reuters, Selasa (26/5/2020), Perdana Menteri Shinzo Abe mencabut keadaan darurat di ibu kota dan empat prefektur pada Senin (25/5/2020).

Dengan hal tersebut, mereka mengklaim kemenangan melawan virus corona karena telah menjaga total infeksi relatif rendah, sekitar 16.600 kasus.

Baca juga: Waspada Gejala Baru Virus Corona, dari Sulit Berbicara hingga Halusinasi

Sehari setelah Jepang mengakhiri keadaan daruratnya, warga Tokyo turun ke jalan dengan rasa campur aduk antara merasa aman dan gelisah saat mereka bersiap untuk new normal.

Tanggapan warga Jepang terhadap dimulainya new normal beragam.

Salah satu pekerja kantor Daisuke Tominaga di Shibuya Tokyo mengatakan, dirinya ingin keluar minum dan menghadiri konser.

Selain itu, Naoto Furuki (45) menceritakan kondisi saat keluar rumah pada masa new normal. Pagi hari terasa lebih ramai dari biasanya dan sedikit mengganggu.

"Aku masih agak khawatir. Mungkin ada gelombang kedua epidemi sehingga kita masih harus waspada," katanya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...

Tetap menjaga jarak sosial

Dua orang wanita menjaga jarak sosial saat mengobrol di kursi taman di Jenewa, Swiss, 18 Maret 2020. Menjaga jarak aman antar warga merupakan salah satu cara yang dianjurkan untuk mencegah penyebaran virus corona.AFP/FABRICE COFFRINI Dua orang wanita menjaga jarak sosial saat mengobrol di kursi taman di Jenewa, Swiss, 18 Maret 2020. Menjaga jarak aman antar warga merupakan salah satu cara yang dianjurkan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Tidak seperti penguncian ketat negara-negara lain, Jepang tidak memaksa bisnis ditutup. Bahkan beberapa bisnis sudah mulai buka sebelum keadaan darurat dicabut.

Keadaan darurat di Jepang berlangsung selama sekitar tujuh minggu. Setelah dicabut, orang-orang keluar dengan masker dan menjaga jarak sosial.

Namun, banyak perusahaan yang membiarkan staf mereka tetap bekerja dari rumah.

"Kami tidak akan kembali ke gaya kerja kami sebelumnya," kata Pejabat Eksekutif Hitachi, Hidenobu Nakahata.

Lanjutnya, mereka akan mempercepat praktik kerja baru dan menjadikan work from home (WFH) menjadi standar baru.

Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021

Sementara itu, operator kereta api Odakyu Electric Railway mengatakan akan merilis data untuk membantu penumpang menghindari kereta yang penuh sesak.

Selain itu, banyak sekolah yang mulai dibuka di bawah tindakan pencegahan.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike memperingatkan agar tidak berpuas diri dan mengatakan bahwa setiap orang harus terbiasa dengan new normal teleworking hingga vaksin berhasil dikembangkan.

Pada Senin (25/5/2020) malam, Jembatan Pelangi yang membentang di utara Teluk Tokyo diterangi dengan tujuh warna untuk menandai akhir dari keadaan darurat.

"Mari kita bekerja sama sehingga cahaya Jembatan Pelangi tidak akan memerah," kata Koike.

Baca juga: Lebih dari 5 Juta Kasus, Ilmuwan AS Peringatkan untuk Tidak Mengandalkan Vaksin Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com