KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dirinya menggunakan obat malaria hidroksiklorokuin sebagai tindakan pencegahan terhadap Covid-19, meskipun para ilmuwan telah memperingatkan tentang efek sampingnya.
Penelitian sedang dilakukan untuk memeriksa apakah hidroksiklorokuin dan obat yang terkait klorokuin efektif terhadap virus corona.
Melansir BBC, Kamis (21/5/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan prihatin terhadap laporan individu yang melakukan pengobatan sendiri dan menyebabkan terluka parah.
Baca juga: Lebih dari 5 Juta Kasus, Ilmuwan AS Peringatkan untuk Tidak Mengandalkan Vaksin Corona
Masalah keamanan tersebut telah digaungkan oleh mantan pejabat tinggi kesehatan AS, Dr Rick Bright.
Pria yang yang bertanggung jawab mengembangkan vaksin corona tersebut dilepas dari jabatannya sebagai direktur Badan Penelitian dan Pengembangan Biomedis Lanjutan (BARDA) pada April silam.
Bright mengatakan fokus Trump pada obat-obatan ini telah sangat menganggu para ilmuwan federal.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS, yang memberikan persetujuan darurat untuk penggunaannya dalam pengaturan tertentu saja, juga telah memperingatkan tentang beberapa kemungkinan efek sampingnya.
Baca juga: Saat AS Mulai Distribusikan Remdesivir untuk Pasien Covid-19 di 6 Negara Bagian...
Publisitas yang diberikan kepada obat hidroksiklorokuin telah menyebabkan lonjakan permintaan global.
Ada peningkatkan tajam yang dilaporkan dalam resep di AS untuk klorokuin dan hidroksiklorokuin.
Tablet yang mengandung klorokuin ini telah lama digunakan dalam pengobatan malaria untuk mengurangi demam dan peradangan, dan harapannya juga dapat bekerja melawan virus yang menyebabkan Covid-19.
Uji coba sedang berlangsung di berbagai negara tentang penggunaan obat untuk mencegah penyakit.
Baca juga: FDA Keluarkan Izin Terbatas Penggunaan Klorokuin untuk Pengobatan Covid-19 di AS
Sebagai bagian dari studi ini, pekerja garis depan yang terpapar virus menganggapnya sebagai profilaksis.
Sebuah percobaan telah dimulai di seluruh Eropa, Afrika, Aisa, dan Amerika Selatan, menguji 40.000 orang dengan hidroksiklorokuin, klorokuin, atau plasebo untuk melihat apakah ini efektif pada mereka yang mungkin terpapar virus.
Studi lain tengah mencari tahu apakah ini dapat membantu pasien yang telah mempunyai Covid-19.